KONTAN.CO.ID - PBB. Rusia dan Amerika Serikat bentrok dan berseteru di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada hari Selasa 3/12/2024). Kedua pihak saling tuduh mendukung terorisme selama pertemuan Dewan Keamanan yang diadakan terkait eskalasi pertempuran mendadak di Suriah. Melansir
Reuters, pemberontak Suriah merebut Aleppo minggu lalu dalam sebuah serangan yang diprakarsai oleh Hayat Tahrir al-Sham.
Sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra, kelompok ini merupakan sayap resmi al Qaeda di Suriah hingga memutuskan hubungan pada tahun 2016. Kelompok ini disetujui oleh Dewan Keamanan PBB. Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood menyerukan de-eskalasi pertempuran di Suriah dan perlindungan warga sipil. Ia juga menyatakan kekhawatiran bahwa serangan pemberontak dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham. "Fakta bahwa HTS didaftar sebagai organisasi teroris oleh AS dan PBB tidak membenarkan kekejaman lebih lanjut oleh rezim Assad dan para pendukungnya dari Rusia," kata Wood. Dia menuduh pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Rusia menyebabkan jatuhnya korban sipil dalam serangan terhadap sekolah dan rumah sakit.
Baca Juga: Malaysia: Pengenaan Tarif AS ke Negara Anggota BRICS Pengaruhi Pasokan Semikonduktor Dalam pernyataan yang ditujukan kepada Wood, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan: "Anda tidak mampu mengumpulkan keberanian untuk mengutuk serangan teroris yang jelas-jelas dilakukan terhadap warga sipil yang damai di kota-kota Suriah yang damai."
"Tidak ada ilusi bahwa Washington akan bersedia untuk memerangi terorisme internasional dengan tulus. Sejujurnya, kami senang bahwa kami berada di sisi yang berlawanan dari barikade saat ini dari Anda," tambah Nebenzia. Wood menanggapi dengan menuduh Nebenzia tidak dalam posisi untuk menguliahi AS tentang masalah tersebut karena Moskow mendukung rezim yang mensponsori terorisme di seluruh dunia.
Tonton: Konfrontasi Rusia-NATO Berpotensi Meningkat, Ini Peringatan Jerman "Amerika Serikat telah selama beberapa dekade memerangi momok terorisme dan akan terus memerangi momok terorisme itu," kata Wood.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie