Rusia dan AS Berselisih di Dewan Keamanan PBB Terkait Perang Israel-Hamas



KONTAN.CO.ID - Perseteruan antara Rusia dan AS terjadi dalam rapat Dewan Keamanan PBB hari Senin (16/10). Rusia mendesak adanya pengiriman bantuan kemanusiaan dan gencatan senjata dengan segera, sementara kubu Barat yang dimotori AS menganggap Rusia sebagai pendukung teroris Hamas.

Rancangan resolusi yang diajukan Rusia pada dasarnya menyerukan gencatan senjata kemanusiaan dalam perang Israel-Hamas. Rancangan resolusi tersebut memperoleh lima suara setuju dan empat suara menentang, serta enam suara abstain.

Untuk bisa lahir, sebuah resolusi memerlukan setidaknya sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari lima anggota tetap Dewan Kemanan PBB, yaitu Rusia, AS, Prancis, Inggris, dan China.


Baca Juga: Siapa Itu Hamas? Simak Asal-Usul, Tujuan, dan Para Pendukungnya

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan bahwa negara-negara Barat telah mengubur harapan dunia untuk mengakhiri pertumpahan darah karena enggan menyetujui rancangan resolusi yang diajukan Rusia.

"Hari ini, seluruh dunia menunggu Dewan Keamanan mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri pertumpahan darah, namun delegasi negara-negara Barat pada dasarnya telah menginjak-injak harapan tersebut," kata Nebenzia, dikutip Reuters.

Rancangan tersebut diajukan Rusia pada hari Jumat lalu. Di dalamnya juga mencakup desakan untuk pembebasan sandera, akses bantuan kemanusiaan, dan evakuasi aman bagi warga sipil yang membutuhkan.

Dalam dokumen satu halaman itu, Rusia mengutuk kekerasan terhadap warga sipil dan semua tindakan terorisme, namun tidak menyebutkan nama Hamas.

Baca Juga: Mahmoud Abbas: Tindakan Hamas Tidak Mewakili Rakyat Palestina

Bagi AS, sikap Rusia yang enggan menyebut Hamas dinilai sebagai bentuk dukungan. 

"Dengan tidak mengecam Hamas, Rusia menutupi kelompok teroris yang melakukan tindakan brutal terhadap warga sipil tak berdosa. Ini keterlaluan. Itu munafik dan tidak bisa dipertahankan," kritik Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.

Linda mengatakan AS setuju bahwa Dewan Keamanan PBB harus mengambil tindakan, namun semua anggota harus melakukannya dengan benar.

Setelah ini Dewan Keamanan PBB akan melakukan pemungutan suara untuk rancangan resolusi lain yang diajukan oleh Brasil pada hari Senin malam waktu New York. Dokumen yang diajukan Brasil pada dasarnya mengutuk serangan teroris keji yang dilakukan Hamas.