Rusia dan OPEC bisa menghentikan kesepakatan untuk merebut pangsa pasar



KONTAN.CO.ID - MOSCOW. Rusia dan OPEC bisa jadi akan memutuskan untuk menaikkan produksi untuk kembali berebut pangsa pasar dengan Amerika Serikat (AS) yang kini menjadi produsen minyak mentah terbesar dunia. Jika ini terjadi, harga minyak akan merosot hingga US$ 40 per barel.

Pernyataan ini muncul dari Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov, Sabtu (13/4). "Ada satu dilema. Apa yang harus kami lakukan dengan OPEC, apakah kami perlu kehilangan pangsa pasar yang dikuasai Amerika, atau menghentikan kesepakatan," kata Siluanov ketika berbicara di Washington seperti dikutip Reuters.

Siluanov mengatakan, jika kesepakatan dihentikan, harga minyak akan turun, lalu investasi baru akan merosot, produksi minyak AS akan turun lebih rendah karena biaya produksi shale oil lebih tinggi daripada produksi tradisional. Jika hal ini terjadi, maka harga minyak akan turun ke US$ 40 per barel dalam setahun kurang.


Menteri keuangan bilang, saat ini belum ada kesepakatan baru. Siluanov pun mengatakan tidak mengetahui reaksi negara-negara OPEC atas rencana ini.

Sejak tahun 2017, Rusia bergabung dengan OPEC dan sejumlah produsen dalam kesepakatan OPEC+ untuk memangkas produksi. Pemangkasan produksi ditargetkan 1,2 juta barel mulai 1 Januari hingga enam bulan. OPEC+ akan bertemu lagi pada 25-26 Juni untuk menentukan arah kebijakan pemangkasan ini.

Akumulasi pemangkasan OPEC+ ini menopang kenaikan harga minyak hingga 32% sejak awal tahun. Alhasil, Presiden AS Donald Trump menyerukan kepada OPEC untuk melonggarkan kembali pasar.

Sumber Reuters menyebutkan bahwa OPEC bisa menaikkan produksi mulai Juli depan jika pasokan minyak Venezuela dan Iran turun lebih jauh dan harga makin tinggi. Karena jika pemangkasan produksi OPEC+ dilanjutkan, maka pasar minyak akan makin ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati