KONTAN.CO.ID - LONDON. Kelompok pengamat senjata yang berbasis di Inggris, Conflict Armament Research, pada hari Kamis (10/8) mengatakan bahwa saat ini Rusia telah mereplika drone Iran dan menggunakannya untuk menyerang Ukraina. Menurut pengamatan mereka, drone yang ditiru adalah jenis Shahed-136. Para peneliti melakukan perjalanan ke Kyiv, Ukraina, pada akhir Juli dan memeriksa reruntuhan dua drone penyerang yang digunakan dalam pertempuran di tenggara Ukraina.
Bahan yang digunakan untuk membuat dua drone dan struktur internal badan pesawat mereka sangat berbeda dari yang diketahui dibuat di Iran. Shahed-136 adalah salah satu dari setidaknya tiga model drone bersenjata yang dipasok Iran ke Rusia sejak September. Pada bulan November, para peneliti menemukan bahwa sebagian besar semikonduktor dan elektronik lainnya dalam senjata ini berasal dari perusahaan yang berkantor pusat di negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat.
Baca Juga: Iran Pamerkan Rudal dengan Jangkauan 600 Km dalam Latihan Militer di Teluk Persia Drone Shahed-136 buatan Rusia umumnya ditandai sebagai Geran-2, atau Geranium-2 dalam bahasa Rusia. Wujudnya sempat terlihat di outlet berita Ukraina pada bulan Juli. "Badan pesawat drone Iran yang diperiksa para peneliti dibuat dengan bahan jenis sarang lebah yang ringan, tetapi Gerans Rusia dibuat dengan
fiberglass di atas lapisan anyaman serat karbon," tulis Conflict Armament Research dalam laporannya, dikutip
New York Times. Keterangan panduan dari kedua unit Geran-2 yang ditemukan pada bulan Juli berisi modul elektronik yang disebut Kometa, bahasa Rusia untuk komet. Modul panduan dengan bahasa yang sama kerap ditemukan para peneliti di drone Rusia yang ditemukan di medan perang.
Baca Juga: Rusia Lumpuhkan 13 Drone Ukraina yang Terbang Menuju Krimea & Moskow "Dengan menggunakan sistem panduan Kometa, Rusia telah menyederhanakan elektronik internal yang dibutuhkan untuk terbang dan memandu drone. Ini juga menunjukkan bagaimana mereka dapat menyesuaikan prinsip operasi dasar Shahed, merampingkannya dan menggunakan modul yang telah teruji," ungkap Damien Spleeters yang memimpin penyelidikan. Rusia mulai menggunakan drone Shahed buatan Iran untuk menyerang Ukraina pada bulan September lalu. Drone yang digunakan itu diyakini membawa lebih dari 30 kg bahan peledak dan memiliki jangkauan lebih dari 900 km. Shahed pada dasarnya adalah drone serang satu arah atau drone kamikaze. Drone jenis ini memerlukan landasan pacu untuk diluncurkan dan meledak saat terjadi benturan.