Rusia Diprediksi Akan Mengubah Taktik dan Menumpuk Ribuan Pasukan di Timur Ukraina



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Penasihat keamanan nasional Presiden AS Joe Biden, Jake Sullivan, pada hari Senin (4/4) menyebut Rusia berencana mengubah strategi perangnya dengan menumpuk ribuan pasukan di wilayah timur Ukraina.

Menurut Sullivan, Rusia akan mengepung dan membanjiri wilayah itu dengan pasukannya untuk menyebarkan narasi kemajuan dan menutupi kegagalan operasi militer sebelumnya.

"Pada saat ini kami percaya Rusia sedang merevisi tujuan perangnya untuk fokus pada bagian timur dan selatan Ukraina daripada menargetkan sebagian besar wilayah," kata Sullivan saat berbicara langsung di Gedung Putih.


Baca Juga: Tugas di Kiev dan Chernihiv Selesai, Pasukan Rusia Kini Fokus ke Wilayah Donbass

Dilansir dari Reuters, Sullivan mengatakan bahwa pemerintahan Biden akan segera mengumumkan paket bantuan militer baru untuk Ukraina dalam beberapa hari mendatang.

Tidak hanya itu, pada babak baru invasi Rusia ke Ukraina ini AS juga menyatakan siap membicarakan sanksi lebih lanjut terhadap ekspor energi Rusia dengan para sekutunya di Eropa.

"Fase berikutnya mungkin berlarut-larut dengan pasukan Rusia melebihi jumlah Ukraina. Rusia kemungkinan akan berusaha untuk mengendalikan petak yang jauh lebih luas di Ukraina timur daripada yang dikendalikan oleh separatis sebelum invasi," lanjut Sullivan.

Baca Juga: Ukraina Selidiki Bukti Kejahatan Perang Rusia di Kota Bucha

Di wilayah selatan, Rusia diprediksi akan berusaha menahan kota Kherson untuk mengontrol aliran air ke Krimea, wilayah yang mereka caplok taun 2014 silam.

Langkah selanjutnya yang diprediksi AS adalah Rusia akan melancarkan serangan udara dan rudal yang lebih intens di seluruh wilayah Ukraina.

Rusia kini terus didesak untuk segera masuk ke ruang pengadilan setelah adanya indikasi kejahatan perang di Bucha, wilayah sekitar ibukota Kiev. Pada hari Minggu (3/4), ratusan jasad warga sipil ditemukan di jalan-jalan Bucha. Beberapa di antaranya dalam kondisi terikat dan ditembak dari jarak dekat.

Rusia tentu membantah tuduhan pembantaian warga sipil di Bucha. Utusan Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, bahkan telah berjanji akan memberikan bukti empiris kepada Dewan Keamanan bahwa pasukan Rusia tidak membunuh warga sipil.