WASHINGTON. Dua lembaga penyelidikan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan dugaan aksi peretasan sistem informasi pemilu presiden AS 2016. Kedua lembaga tersebut, yakni Biro Investigasi Federal atawa Federal Bureau of Investigation (FBI) dan Director of National Intelligence (DNI), sepakat dengan hasil penyelidikan Central Intelligence Agency (CIA) yang menyebut Rusia berada di balik aksi peretasan itu. Seperti diberitakan Washington Post, Jumat (16/12), Direktur FBI James B. Comey dan Direktur DNI James R. Clapper Junior membenarkan tudingan CIA. Aksi Rusia itu, dimaksudkan untuk memenangkan kandidat dari Partai Republik Donald Trump, yang pada akhirnya memenangkan pemilihan presiden. Direktur CIA John Brennan, Jumat pekan lalu menyebutkan, telah terjadi pertemuan antaranya dirinya dengan Comey dan Clapper. "Ada konsensus kuat diantara kami, bahwa Rusia telah mengganggu proses pemilihan presiden di AS," tutur Brennan.
Rusia dituding retas pemilu Amerika
WASHINGTON. Dua lembaga penyelidikan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan dugaan aksi peretasan sistem informasi pemilu presiden AS 2016. Kedua lembaga tersebut, yakni Biro Investigasi Federal atawa Federal Bureau of Investigation (FBI) dan Director of National Intelligence (DNI), sepakat dengan hasil penyelidikan Central Intelligence Agency (CIA) yang menyebut Rusia berada di balik aksi peretasan itu. Seperti diberitakan Washington Post, Jumat (16/12), Direktur FBI James B. Comey dan Direktur DNI James R. Clapper Junior membenarkan tudingan CIA. Aksi Rusia itu, dimaksudkan untuk memenangkan kandidat dari Partai Republik Donald Trump, yang pada akhirnya memenangkan pemilihan presiden. Direktur CIA John Brennan, Jumat pekan lalu menyebutkan, telah terjadi pertemuan antaranya dirinya dengan Comey dan Clapper. "Ada konsensus kuat diantara kami, bahwa Rusia telah mengganggu proses pemilihan presiden di AS," tutur Brennan.