Rusia: Hubungan Militer Kami dengan Korea Utara Tidak Melanggar Hukum Internasional



KONTAN.CO.ID - Perwakilan Rusia di Dewan Keamanan PBB, Vasily Nebenzya, mengklaim bahwa hubungan militer negaranya dengan Korea Utara sama sekali tidak melanggar hukum.

Rusia diduga menerima bantuan berupa personel militer dari Korea Utara untuk membantu perangnya di Ukraina. Rusia merespons tuduhan tersebut dengan menyebutnya sebagai kebohongan.

Seandainya benar terjadi, utusan Rusia di Dewan Keamanan PBB merasa tidak ada yang salah dengan hal itu.


"Saya ingin menggarisbawahi bahwa interaksi Rusia dengan DPRK (Korea Utara) di bidang militer dan bidang lainnya sejalan dengan hukum internasional dan bukan merupakan pelanggaran hukum tersebut. Interaksi tersebut tidak ditujukan terhadap negara ketiga," kata Nebenzya pada pertemuan Dewan Keamanan PBB hari Rabu (30/10), dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: AS Yakin Ada 3.000 Tentara Korea Utara yang Sedang Berlatih di Rusia

​Tentara Korea Utara di Perang Ukraina

Amerika Serikat dan Korea Selatan kompak meminta Korea Utara untuk menarik pasukannya dari Rusia. Aliansi Barat ini menuduh Korea Utara telah mengerahkan sekitar 10.000 tentara untuk berperang melawan Ukraina.

"Saya menyerukan kepada mereka untuk menarik pasukan mereka keluar dari Rusia. AS akan terus bekerja sama dengan sekutu dan mitra untuk mencegah Rusia mengerahkan pasukan ini dalam pertempuran," kata Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin.

Awal pekan ini, Pentagon mengatakan bahwa sejumlah kecil pasukan Korea Utara telah dikerahkan di wilayah Kursk Rusia, tempat pasukan Ukraina telah melakukan serangan darat sejak Agustus.

AS melihat bahwa hadirnya tentara Korea Utara di Rusia berpotensi memperluas atau memperpanjang konflik di Ukraina. Tidak hanya itu, Austin melihat potensi bagi negara lain untuk mengambil tindakan.

Baca Juga: 10 Kapal Induk Terbesar di Dunia: Armada Amerika Serikat Memimpin

Tonton: Rusia Kerahkan Tentara Bayaran Korea Utara ke Garis Depan Ukraina Pakai Truk Sipil

Amerika Serikat Mengancam Perdamaian

Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, Nebenzya mengatakan bahwa laporan AS dan Korea Selatan terkait tentara Korea Utara seharusnya tidak perlu dipikirkan, karena semuanya adalah kebohongan.

"Pernyataan-pernyataan tentang tentara Korea Utara di garis depan kita ini seharusnya tidak mengejutkan siapa pun, karena semuanya adalah kebohongan yang nyata dan mereka berusaha mengalihkan perhatian," katanya.

Nebenzya kemudian mengkritik upaya negara-negara Barat yang terus memberikan dukungan ke Ukraina, bahkan dengan bantuan NATO.

"Rusia beserta sekutunya tidak punya hak untuk melakukan hal yang serupa?," lanjutnya.

Sejalan dengan itu, Duta Besar Korea Utara untuk PBB, Kim Song, mengatakan bahwa negaranya dan Rusia berhak mengembangkan hubungan bilateral di semua bidang.

Kim justru menyebut AS dan sekutunya sebagai ancaman terbesar bagi perdamaian internasional.

"Korea Utara dan Rusia berhak mengembangkan hubungan bilateral di semua bidang. Ancaman terbesar bagi perdamaian dan keamanan internasional saat ini adalah tindakan Amerika Serikat dan sekutunya yang menentang perdamaian," kata Kim.