Rusia Imbau Warga di Perbatasan Tak Gunakan Aplikasi Kencan, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - Saat ini, Rusia tengah mengalami krisis populasi. Akan tetapi, negara tersebut tidak tertarik pada penggunaan aplikasi kencan di wilayah tertentu.

Mengutip Business Insider, pada hari Selasa (20/8/2024), Kementerian Dalam Negeri Rusia mendesak warganya di wilayah perbatasan Bryansk, Kursk, dan Belgorod untuk tidak menggunakan aplikasi kencan. Imbauan tersebut dirilis di tengah serbuan Kyiv ke wilayah Rusia.

"Penggunaan layanan kencan daring sangat tidak dianjurkan. Musuh secara aktif menggunakannya untuk mengumpulkan informasi," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Rusia seperti dikutip oleh kantor berita Interfax, menurut terjemahan Moscow Times.


Aplikasi buatan dalam negeri telah mengambil alih pasar kencan daring Rusia setelah aplikasi kencan Barat Tinder, Bumble, dan Badoo keluar dari pasar.

Pada hari Selasa, otoritas Rusia juga menyarankan penduduk wilayah perbatasan untuk tidak menggunakan kamera keamanan dan tidak melakukan streaming video di jalan-jalan yang dilalui kendaraan militer.

"Musuh mengidentifikasi rentang alamat IP di wilayah kita, mengakses kamera keamanan yang tidak terlindungi dari jarak jauh, memantau segala hal mulai dari halaman pribadi hingga jalan dan jalan raya strategis," kata Kementerian Dalam Negeri Rusia.

Peringatan itu muncul setelah Ukraina melancarkan invasi mendadak ke wilayah Kursk Rusia pada 6 Agustus. 

Baca Juga: Ukraina Kerahkan Serangan Drone Terbesar yang Pernah Ada ke Ibu Kota Rusia

Pada hari Selasa, pimpinan militer Ukraina mengatakan pasukannya telah merebut lebih banyak wilayah Rusia daripada yang telah direbut pasukan Moskow di Ukraina sejak awal tahun 2024.

Populasi Rusia dapat berkurang setengahnya pada akhir abad ini

Sebuah laporan Dewan Atlantik awal bulan ini mengatakan krisis demografi Rusia sangat mengerikan sehingga populasi negara itu dapat berkurang setengahnya pada akhir abad ini.

Rusia berada dalam krisis demografi bahkan sebelum invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022.

Pejabat intelijen AS memperkirakan, lebih dari 300.000 tentara Rusia tewas atau terluka dalam perang Ukraina pada akhir tahun 2023. 

Diperkirakan 1 juta orang meninggalkan Rusia setelah perang meletus, memperparah krisis tenaga kerja di negara itu.

Secara keseluruhan, berdasarkan data Bank Dunia, pertumbuhan penduduk Rusia telah menurun selama dekade terakhir.

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan perhatian khusus pada isu demografi.

Baca Juga: Moskow Tawarkan Gaji Besar untuk Warga yang Mau Berperang di Ukraina

Pada bulan November, ia memuji keutamaan keluarga besar, dengan meminta para wanita untuk memiliki delapan anak — atau lebih.

Awal tahun ini, Putin meminta warga Rusia untuk memiliki lebih banyak bayi demi kelangsungan hidup etnis Rusia.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie