KONTAN.CO.ID - MOSKOW/BEIJING. Rusia melihat peluang untuk meningkatkan ekspor minyak ke China dan memperdalam kerja sama dalam pasokan gas alam cair (LNG), ujar Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak pada Selasa (25/11/2025) dalam sebuah forum bisnis di Beijing. Sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada Februari 2022, China dan India menjadi pembeli utama minyak Rusia. Saat ini, China mengimpor sekitar 1,4 juta barel per hari (bpd) minyak Rusia melalui jalur laut dan sekitar 900.000 bpd melalui pipa.
Sanksi Baru AS Tak Surutkan Ekspor Energi Rusia
Bulan lalu, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap dua produsen minyak terbesar Rusia Rosneft dan Lukoil.Rusia Bahas Perluasan Ekspor Minyak ke China
Dalam forum di Beijing, Novak mengatakan bahwa Rusia dan China tengah membahas peluang menambah volume ekspor minyak, baik melalui pipa maupun jalur laut. “Kami melihat prospek untuk meningkatkan pasokan minyak melalui rute pipa dan laut,” ujarnya. Ia juga menyebut bahwa perjanjian antarpemerintah telah membuka peluang perpanjangan pasokan minyak ke China melalui Kazakhstan hingga 2033. Setelah forum, Novak bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Ding Xuexiang. “Rusia adalah pemasok minyak dan gas yang andal bagi China. Kami akan terus bekerja aktif memperluas kerja sama energi sebagai bidang kunci kemitraan kedua negara,” katanya. Baca Juga: Pasar Otomotif Rusia Hadapi Prospek Suram pada 2026, Ini Penyebabnya Dalam forum yang sama, Ding Xuexiang menyerukan peningkatan kerja sama rantai industri antara kedua negara untuk memastikan keamanan dan stabilitas jalur energi lintas batas serta kelancaran perdagangan energi. Ia juga mengusulkan kolaborasi dalam transisi energi dan energi terbarukan, menurut laporan Xinhua.Kerja Sama LNG Tetap Berjalan Meski Ditekan Sanksi
Rusia dan China juga terus memperluas kerja sama dalam produksi dan ekspor LNG.- CNPC memiliki 20% saham di fasilitas Yamal LNG Rusia.
- Silk Road Fund China memiliki 9,9% saham di proyek LNG yang dipimpin Novatek.