Rusia: Kehadiran militer NATO di dekat perbatasan merupakan potensi ancaman



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Kehadiran militer NATO di dekat perbatasan Rusia dan Belarusia tidak bisa dilihat sebagai apa pun, kecuali potensi ancaman dan ketegangan, Duta Besar Rusia untuk Belarusia Dmitry Mezentsev mengatakan.

"Belum lama ini, saya bertemu dengan sejumlah duta besar dari negara-negara Uni Eropa atas inisiatif rekan-rekan saya. Saya mengajukan pertanyaan yang sangat sederhana: Apa yang harus kita pikirkan tentang tank NATO, termasuk tank Amerika, yang hadir di negara-negara Baltik, persis di dekat perbatasan Rusia dan Belarusia?" kata Mezentsev  

"Sayangnya, jawabannya tidak terlalu jelas karena tidak dapat dilihat sebagai apa pun, kecuali ketegangan otot dan potensi ancaman bagi Negara Persatuan (Rusia dan Belarusia) dan dua republik bersaudara," ujarnya dalam  wawancara dengan saluran televisi STV, Minggu (27/9), seperti dikutip kantor berita TASS.


"Dan, ketika itu terjadi, respons kami terhadapnya adalah konsolidasi angkatan bersenjata, termasuk pada latihan Slavic Brotherhood," ungkap dia seraya menambahkan, latihan militer Slavic Brotherhood-2020 di Belarusia pada 14-25 September menunjukkan, tidak ada orang harus meragukan tekad Negara Persatuan untuk mempertahankan perbatasannya.

Baca Juga: China ikut bergabung, Putin sambangi latihan militer Rusia besar-besaran

Sebelumnya, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov menyatakan, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara NATO lainnya telah melakukan kegiatan militer sekitar 20-30 kilometer dari perbatasan Rusia.

Gerasimov mencontohkan, penerbangan pesawat tempur dan kehadiran kapal perang NATO di Laut Barents, Laut Baltik, dan Laut Hitam.

"Amerika Serikat dan NATO sedang memperluas aktivitas militer mereka tidak di wilayah Atlantik atau Karibia, tetapi pada jarak sekitar 20 hingga 30 kilometer dari perbatasan Rusia," kata Gerasimov, Jumat (25/9), seperti dilansir TASS. 

"Jadi, tuduhan NATO tentang agresivitas Rusia yang meningkat adalah salah," tegasnya usai latihan militer besar-besaran Rusia bertajuk Kavkaz-2020, yang juga diikuti lima negara termasuk China.

Selanjutnya: Kazan, kapal selam nuklir tercanggih Rusia yang mematikan

Editor: S.S. Kurniawan