Rusia kerahkan tiga pembom Tu-22M3 berkemampuan nuklir ke Suriah, ada apa?



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Militer Rusia pada Selasa (25/5/2021) mengatakan telah mengerahkan tiga pesawat pembom jarak jauh berkemampuan nuklir ke pangkalannya di Suriah. Hal ini merupakan sebuah langkah yang dapat memperkuat pijakan militer Moskow di Mediterania.

Melansir AP, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa tiga pembom Tu-22M3 telah tiba di pangkalan udara Hemeimeem, yang terletak di provinsi pesisir Latakia Suriah dan pusat utama operasi Moskow di negara itu.

Kementerian tersebut mengatakan armada pembom akan menerbangkan serangkaian misi pelatihan di atas Mediterania. Tupolev Tu-22M3, yang diberi nama kode Backfire oleh NATO, adalah pembom jarak jauh bermesin ganda supersonik yang mampu membawa senjata nuklir dan memiliki jangkauan melebihi 5.000 kilometer (3.100 mil).


AP memberitakan, Rusia telah melancarkan kampanye militer di Suriah sejak September 2015, yang memungkinkan pemerintah Presiden Suriah Bashar Assad untuk merebut kembali kendali atas sebagian besar negara setelah perang saudara yang menghancurkan.

Baca Juga: Putin: Uji coba sistem rudal anti-pesawat terbaru Rusia S-500 hampir selesai

Kementerian Rusia mengatakan landasan di Hemeimeem telah diperpanjang untuk menampung pembom berat dan landasan kedua telah dimodernisasi.

Rusia juga telah memperluas dan memodifikasi pangkalan angkatan laut di pelabuhan Tartus Suriah, satu-satunya fasilitas yang dimiliki Rusia saat ini di luar bekas Uni Soviet.

Sebagai bagian dari upaya Presiden Vladimir Putin untuk memperkuat militer Rusia di tengah ketegangan dengan Barat, angkatan laut Rusia dalam beberapa tahun terakhir telah menghidupkan kembali praktik era Soviet yang terus-menerus merotasi kapal perangnya di Mediterania.

Pengerahan pesawat pengebom merupakan kali pertama sejak masa Perang Dingin di mana Moskow menempatkan pembom berat di wilayah tersebut.

Baca Juga: Mulai rudal hingga pembom, ini peta kekuatan senjata strategis Rusia dan AS

Sekitar 60 Tu-22M3 diperkirakan tetap beroperasi dengan angkatan udara Rusia, dan beberapa telah menerbangkan misi pemboman untuk menyerang militan di Suriah dari pangkalan mereka di Rusia.

Laporan media Rusia mengatakan bahwa Tu-22M3 dapat dimodernisasi untuk membawa rudal hipersonik terbaru.

Selanjutnya: Vladimir Putin ancam akan merontokkan gigi kekuatan asing

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie