KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Melansir
Reuters, Rusia menyatakan telah berhasil menguji kemampuan untuk melancarkan serangan nuklir balasan besar-besaran melalui darat, laut dan udara. Itu merupakan pernyataan resmi Kremlin yang disiarkan pada Rabu (25/10/2023). Ini menjadi sebuah unjuk kekuatan yang bertepatan dengan pembatalan ratifikasi perjanjian larangan uji coba nuklir oleh Moskow.
Latihan tersebut melibatkan uji coba peluncuran rudal dari silo di darat, kapal selam nuklir, dan dari pesawat pembom jarak jauh. Rusia melakukan uji coba nuklir tersebut pada saat Moskow terjebak dalam perselisihan eksistensial dengan Barat mengenai Ukraina. Dengan ketegangan yang mencapai tingkat tertinggi sejak krisis rudal Kuba tahun 1962, Rusia – yang memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia – bergerak cepat untuk mengatasi krisis tersebut. “Peluncuran praktis rudal balistik dan jelajah dilakukan selama pelatihan tersebut,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan mengenai latihan nuklir tersebut. TV pemerintah Rusia menampilkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu melaporkan melalui tautan video kepada Putin mengenai latihan tersebut.
Baca Juga: Telepon Putin, Erdogan Sampaikan Kritik Pedas untuk Negara-Negara Barat Soal Gaza Menurut Shoigu, ini merupakan latihan untuk serangan nuklir besar-besaran sebagai respons terhadap serangan nuklir agresor. Beberapa latihan uji kemampuan nuklir yang dilakukan Rusia antara lain: penembakan rudal balistik antarbenua Yars dari lokasi uji coba ke sasaran di timur jauh Rusia, kapal selam bertenaga nuklir meluncurkan rudal balistik dari Laut Barents, dan pembom jarak jauh Tu-95MS melakukan uji coba rudal jelajah yang diluncurkan dari udara. “Dalam peristiwa tersebut, tingkat kesiapan otoritas komando militer dan keterampilan staf senior dan operasional dalam mengorganisir pasukan (pasukan) bawahan diuji,” katanya. Dia menambahkan, "Tugas yang direncanakan selama latihan telah tercapai sepenuhnya." Rekaman video latihan yang dipublikasikan oleh kementerian pertahanan Rusia menunjukkan rudal berbasis darat dan kapal selam melesat ke langit malam dan pesawat pembom berkemampuan nuklir lepas landas dari lapangan terbang milik Rusia. Rusia melakukan latihan semacam itu untuk menguji triad nuklirnya dari waktu ke waktu. Amerika Serikat juga melakukan latihan nuklir secara rutin.
Baca Juga: Rumor Liar Vladimir Putin Terkena Serangan Jantung, Kremlin Tanggapi dengan Senyuman Rusia telah menegaskan bahwa – meskipun telah melakukan de-ratifikasi – mereka tidak berencana untuk membatalkan moratorium uji coba nuklir tahun 1992 yang sejalan dengan Perjanjian Larangan Uji Coba Komprehensif (CTBT), yang telah ditandatangani oleh Moskow.
Rusia hanya akan melanjutkan pengujian semacam itu, jika Amerika Serikat melakukannya terlebih dahulu, kata Moskow. Para ahli militer Barat menilai, pengujian ini merupakan sebuah langkah yang diyakini untuk menunjukkan niat dan menimbulkan ketakutan jika terjadi kebuntuan dengan Barat. Satu-satunya alasan Rusia membatalkan penarikan diri dari CTBT adalah untuk menyelaraskan diri dengan Washington yang menandatangani perjanjian tersebut, namun tidak pernah meratifikasi dokumen yang sama. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie