KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Komandan militer Rusia mengklaim telah berhasil memusnahkan hingga 70% peralatan tempur Ukraina yang diterima dari Barat. Peralatan serta kendaraan tempur tersebut hancur karena serangan langsung maupun terkena ranjau. Pernyataan itu disampaikan oleh Apty Alaudinov, komandan unit pasukan khusus Akhmat dan wakil komandan Korps Angkatan Darat ke-2 Milisi Rakyat Republik Rakyat Luhansk (LPR). Alaudinov sangat yakin dengan kondisi tersebut karena bukti kehancurannya bisa dilihat langsung di laapngan.
"Saat ini, kita dapat mengatakan dengan pasti bahwa 60% hingga 70% peralatan yang dikirim ke pasukan dan sarana Ukraina telah musnah. Sejumlah perangkat keras yang dipasok Barat telah mengenai ranjau Rusia atau diserang oleh pasukan dan sarana Rusia lainnya," kata Alaudinov, dikutip
TASS hari Senin (4/9).
Baca Juga: Rusia Diduga Pindahkan Armada Militernya di Pulau Sengketa dengan Jepang ke Ukraina Alaudinov menyebut bahwa saat ini perlengkapan milik kelompok Aidar dan Azov yang pro-Ukraina sudah tidak lagi terlihat di medan perang. Para pejuang baru yang turun ke medan perang pun disebut menyerah dengan mudah. "Bisa dilihat persis di medan perang. Aidar atau Azov telah menghabiskan waktu bertahun-tahun bersiap untuk berperang melawan pasukan Rusia dan sarananya sudah tidak ada lagi, sudah tiba sampai akhir. Para pejuang dari berbagai unit dengan mudahnya menyerah, menunjukkan bahwa mereka telah kehilangan semangat," lanjut Alaudinov. Lebih lanjut, Alaudinov memprediksi Ukraina akan segera mengalami Maidan atau kerusuhan anti-pemerintah mengingat mereka telah menghabiskan banyak uang untuk perang, namun tidak kunjung mendapatkan hasil yang positif. Selain harus menghadapi musuh dari luar, Ukraina kini juga sibuk menghadapi berbagai masalah dalam negeri seperti korupsi.
Baca Juga: Praktik Korupsi dalam Program Wajib Militer Menjamur, Zelenskiy Geram Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, pekan lalu secara terbuka mengatakan ada praktik korupsi dan suap dalam program wajib militer negara. Modus tersebut digunakan banyak pihak agar bisa terhindar dari panggilan militer. Zelenskiy mengatakan bahwa Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina telah menunjukkan data mengenai hasil medis palsu dari para warga yang berusaha mangkir dari wajib militer. Di saat yang sama, banyak juga warga yang menipu birokrasi agar bisa lari ke luar negeri. Bulan lalu, Zelenskiy memberikan peringatan keras terhadap tingginya kasus korupsi di masa perang, termasuk dugaan korupsi yang dilakukan oleh Kepala Kantor Rekrutmen Militer di Odesa, Yevhen Borysov. Badan Nasional Pencegahan Korupsi Ukraina mengatakan bahwa Borysov dituduh memperoleh dana mencurigakan dan tanpa penjelasan yang nilainya setara dengan US$5 juta. Bulan ini, Zelenskiy memecat semua kepala pusat perekrutan tentara regional Ukraina.