Rusia memberikan sinyal positif untuk berinvestasi di Indonesia



JAKARTA. Minat Rusia untuk berinvestasi di Indonesia semakin besar. Dalam waktu dekat, Rusia positif akan berinvestasi di Indonesia pada sektor infrastruktur rail way dan nikel. Hal itu ditegaskan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan.

Ditemui usai acara Indonesia Broadband Economic Forum 2011 di Jakarta, Rabu (21/9), Gita menceritakan kunjungannya ke Rusia beberapa waktu lalu telah mendapat sinyal positif. “Itu kunjungan saya pertama kali di Rusia, dan responsnya sangat positif,” ujarnya.Proyek pembangunan infrastruktur yang telah dibicarakan adalah soal pembangunan rel kereta api yang menghubungkan Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Timur dengan nilai investasi yang ditanamkan sebesar US$ 2,5 miliar. Dia mengungkapkan, BKPM telah membicarakan proyek itu kepada Gubernur setempat dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Proyek itu sendiri akan berjalan apabila telah terjadi kesepakatan antara pemerintah pusat dan daerah.

"Mereka menginginkan klarifikasi untuk proyek ini. Sejauh ini, sudah ada statement dari Gubernur dan Menko. Yang harus diperjelas, arah (rel itu) dari selatan atau dari timur. Mudah-mudahan dalam waktu dekat dapat diselesaikan,” ungkapnya.Selain di industri infrastruktur, Gita menegaskan Rusia juga akan membangun di sektor yang lain, yaitu usaha nikel. Perusahaan nikel yang bernama Soldai itu direncanakan akan berinvestasi di Maluku. "Mereka berinvestasi juga di smelter nikel di Maluku. Investasinya sekitar US$ 2-3 miliar, mudah-mudahan tidak salah. Itu cukup real,” katanya. Gita berharap kedatangan investor di Indonesia bisa semakin menumbuhkan denyut perekonomian di Indonesia. Jika tidak ada kendala, Gita optimistis proyek tersebut bisa dibangun awal tahun depan. “Saya rasa bukan tahun ini. Mulainya mungkin awal tahun depan atau akhir tahun,” tandasnya. Dia juga akan mempertimbangkan untuk memberikan fasilitas yang baik seperti pemberian fasilitas tax holiday dan tax allowance. "Nilai investasinya besar ya, kita lihat nanti dapat diberikan fasilitas atau tidak," katanya. Kedatangan investor asing Indonesia diungkapkan Gita, karena kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang cukup kuat. Dia bilang, pengaruh dari krisis ekonomi Eropa yang terjadi saat ini juga hanya akan berlangsung sesaat. “Saya rasa temporer ya. Indonesia termasuk save heaven. Faktor-faktor yang mendukung adalah fiskal, moneter, dan demografik,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie