Rusia Menahan Pasokan Minyak, Ini Rekomendasi Saham Energi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rusia menghentikan ekspor minyak ke negara-negara yang telah memberlakukan batasan harga. Alhasil, harga minyak kembali menguat. Larangan minyak tersebut akan berlaku efektif pada 1 Februari 2023 selama enam bulan ke negara-negara yang mematuhi batasan tersebut.

Equity Research Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan, keputusan yang dikeluarkan oleh Rusia berpotensi meningkatkan harga minyak mentah dunia.

"Keputusan ini akan mengurangi suplai minyak terutama ke negara-negara yang memberlakukan batasan harga," kata Rio kepada Kontan.co.id, Rabu (28/12).


Kebijakan China yang akan melonggarkan aturan terkait Covid-19 turut mengerek harga minyak. Pembukaan ekonomi China yang merupakan konsumen minyak terbesar dunia berpotensi turut menaikkan permintaan minyak.

Sementara musim dingin yang sedang terjadi saat ini di sejumlah negara dunia mendorong kebutuhan akan energi dari gas, batubara, dan minyak. Sehingga, harga komoditas dari gas, batubara, dan minyak akan cenderung naik.

Baca Juga: Ini 10 Saham Yang Naik Paling Tinggi Sepanjang 2022

Rabu (28/12) pukul 16.10 WIB, harga minyak Brent berada di level US$ 83,38 per barel. Sementara, West Texas Intermediate (WTI) di US$ 78,63 per barel.

Rio mengatakan, harga komoditas energi yang masih tinggi berpotensi mendorong pergerakan harga saham tambang dan migas secara short sampai mid-term. Rio merekomendasikan beberapa saham industri tambang dan migas yang dapat diperhatikan seperti ADRO, ITMG, PTBA, MEDC, HRUM, dan INDY.

Saham-saham tersebut mencatatkan kinerja rasio keuangan yang positif dibandingkan saham-saham di sektor energi pada kuartal ketiga 2022.

"Secara rasio harga, ADRO (3,10x), ITMG (2,50x), PTBA (3,19x), MEDC (3,40x), HRUM (4,54x) dan INDY (2,47x) mencatatkan PER yang relatif rendah dibandingkan PER Sektor Energi di 6,49x per November 2022," pungkas Rio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati