Rusia Menuduh Ukraina Gunakan Bom Cluster dalam Serangan di Gedung Universitas



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Sebuah gedung universitas di provinsi Donetsk, Ukraina, dilahap api pada hari Sabtu (5/8). Otoritas Rusia yang menguasai wilayah tersebut mengatakan kebakaran itu dipicu serangan bom cluster yang dilancarkan militer Ukraina.

Alexei Kulemzin, walikota yang ditunjuk Rusia, mengatakan di Telegram bahwa serangan militer Ukraina itu telah menghanguskan gedung Universitas Ekonomi dan Perdagangan.

Dugaan adanya penggunaan bom cluster disampaikan oleh Alexei Kostrubitsky, menteri darurat yang juga ditugaskan Rusia untuk Republik Rakyat Donetsk, namun dirinya tidak menjelaskan secara rinci.


"Pasukan Ukraina menggunakan bom cluster dalam penembakan yang menyebabkan kobaran api. Kami menggunakan 12 tangki air, tiga tangga, dan 100 pemadam kebakaran. Seluruh atap terbakar," katanya, dikutip Reuters.

Baca Juga: Putin: Kami Juga Bisa Gunakan Cluster Bomb Seperti Ukraina

Kontroversi Penggunaan Bom Cluster

Keributan mengenai penggunaan bom cluster pada perang di Ukraina terdengar semakin keras sejak bulan lalu, ketika AS berjanji untuk memasok lebih banyak bom jenis itu ke Ukraina.

Pihak AS berjanji hanya akan menggunakannya untuk mengusir konsentrasi tentara musuh.

Human Rights Watch (HRW) telah meminta Rusia dan Ukraina untuk berhenti menggunakan bom cluster, serta mendesak AS untuk tidak memasoknya ke Ukraina.

Dalam laporannya, HRW mengatakan bahwa pasukan Rusia dan Ukraina telah menggunakan senjata tersebut selama perang dan menewaskan warga sipil di Ukraina.

Baca Juga: Kelompok HAM Mengecam Rencana AS untuk Mengirim Bom Cluster ke Ukraina

Bom cluster dilarang oleh lebih dari 120 negara karena jangkauannya yang acak dan bisa membahayakan warga sipil.

Bom jenis ini berbentuk selongsong besar yang di dalamnya terdapat ratusan bom kecil. Bom-bom kecil itu tersebar ketika dijatuhkan dari pesawat dan jatuh di wilayah yang luas.

Dalam beberapa kasus, bom kecil yang jatuh tidak langsung meledak dan berubah menjadi ranjau darat. Banyak dari bom itu baru meledak ketika perang usai dan mengenai warga sipil.