KONTAN.CO.ID - KYIV - Ukraina, produsen dan eksportir biji-bijian dan minyak sayur global, menyatakan siap memasok makanan ke Suriah setelah jatuhnya Bashar al-Assad. Menteri Pertanian Ukraina Vitaliy Koval mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat (13/12). Sumber-sumber Rusia dan Suriah mengatakan sebelumnya bahwa pasokan gandum dari Rusia ke Suriah telah ditangguhkan karena ketidakpastian tentang pemerintahan baru dan keterlambatan pembayaran.
Baca Juga: Sebanyak 37 WNI yang Dievakuasi dari Suriah Tiba di Indonesia Sore Ini Suriah mengimpor makanan dari Rusia selama era Assad dan tidak jelas bagaimana hubungan antara Damaskus dan Moskow akan terbentuk di bawah pemerintahan baru. "Di tempat-tempat yang sulit, kami harus hadir dengan makanan kami. Kami terbuka untuk memasok makanan kami dan jika Suriah membutuhkan makanan - maka kami akan hadir," kata Koval kepada Reuters. Ekspor Ukraina terpukul oleh invasi Rusia pada Februari 2022, yang secara drastis mengurangi pengiriman melalui Laut Hitam. Ukraina sejak itu telah mematahkan blokade laut de facto dan menghidupkan kembali ekspor dari pelabuhan selatannya di Odesa.
Kyiv secara tradisional mengekspor gandum dan jagung ke negara-negara Timur Tengah, tetapi tidak ke Suriah. Para pedagang mengatakan bahwa hanya sekitar 6.000 metrik ton jagung Ukraina yang mencapai pasar Suriah pada musim 2023/24, dari total volume ekspor jagung sebesar 29,4 juta ton. Namun, sejumlah kecil biji-bijian asal Ukraina mungkin telah mencapai Suriah dari negara-negara tetangga, tetapi tidak tercakup dalam statistik tersebut, kata para analis.
Baca Juga: Khamenei Sebut Kejatuhan Assad di Suriah sebagai Rencana AS-Israel Sejak jatuhnya Assad, sekutu dekat Rusia, Kyiv telah menyuarakan keinginan untuk memulihkan hubungan dengan Suriah. Menteri Luar Negeri Andriy Sybiha mengatakan Kyiv siap "untuk membuka jalan bagi pemulihan hubungan di masa mendatang dan menegaskan kembali dukungan kami bagi rakyat Suriah."
Editor: Syamsul Azhar