Rusia Sebut Keinginan NATO Perbanyak Senjata Nuklir Bikin Ketegangan Global Meningkat



KONTAN.CO.ID - MOSCOW - Kremlin pada hari Senin (18/6) menyebut pernyataan kepala NATO Jens Stoltenberg bahwa aliansi militer tersebut sedang mengadakan pembicaraan tentang penempatan lebih banyak senjata nuklir sebagai "peningkatan ketegangan."

Stoltenberg mengatakan kepada surat kabar Telegraph Inggris bahwa anggota NATO ri sedang berkonsultasi tentang pengerahan lebih banyak senjata nuklir, mengeluarkannya dapenyimpanan dan menempatkannya dalam keadaan siaga menghadapi ancaman yang berkembang dari Rusia dan China.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan komentar Stoltenberg tampaknya bertentangan dengan komunike yang dikeluarkan pada konferensi akhir pekan di Swiss yang menyatakan bahwa ancaman atau penggunaan senjata nuklir dalam konteks Ukraina tidak dapat diterima.


Baca Juga: Di Forum PBB, Rusia dan AS Bedebat Soal Senjata Nuklir di Luar Angkasa

Pembicaraan tersebut, yang diadakan atas permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, disebut sebagai "konferensi perdamaian" meskipun Moskow tidak diundang.

"Ini tidak lain hanyalah peningkatan ketegangan lainnya," kata Peskov tentang pernyataan sekretaris jenderal NATO.

Stoltenberg kemudian mengatakan Rusia sedang mencoba untuk menciptakan kebingungan dan bahwa komentarnya merujuk pada modernisasi pencegahan nuklir NATO, termasuk penggantian jet tempur F-16 dengan F-35 dan modernisasi senjata yang dikerahkan di Eropa, yang menurutnya sudah diketahui sejak lama.

"Rusia sedang mencoba cara untuk selalu menciptakan situasi di mana mereka dapat menyalahkan NATO, dan kenyataannya NATO transparan," kata Stoltenberg kepada wartawan dalam kunjungan ke Washington.

Baca Juga: Rusia Ancam Bakal Merespon dengan Nuklir Jika Ukraina Serang Lokasi Ini

NATO sebelumnya berusaha untuk mengklarifikasi pernyataan Stoltenberg, dengan mengatakan tidak ada perubahan signifikan pada postur nuklirnya.

"NATO berkomitmen untuk memastikan pencegahan nuklir yang aman, terjamin, dan efektif," kata juru bicara NATO Farah Dakhlallah.

"Untuk tujuan itu, kami memiliki program modernisasi yang sedang berlangsung untuk menggantikan senjata dan pesawat tempur lama," katanya. "Selain itu, tidak ada perubahan signifikan pada pencegahan nuklir kami."

Rusia, yang mengirim pasukan ke Ukraina pada 2022, mengatakan Amerika Serikat dan sekutu Eropanya mendorong dunia ke jurang konfrontasi nuklir dengan memberikan Ukraina senjata senilai miliaran dolar, beberapa di antaranya digunakan untuk melawan wilayah Rusia. Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia secara teknis siap untuk perang nuklir, dan bahwa Moskow dapat menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan diri dalam keadaan ekstrem.

Rusia dan Amerika Serikat sejauh ini merupakan kekuatan nuklir terbesar di dunia, yang memiliki sekitar 88% dari senjata nuklir dunia, menurut Federasi Ilmuwan Amerika.

AS memiliki sekitar 100 senjata nuklir B61 non-strategis yang dikerahkan di lima negara Eropa - Italia, Jerman, Turki, Belgia, dan Belanda, menurut Buletin Ilmuwan Atom. AS memiliki 100 senjata lain semacam itu di dalam perbatasannya.

Rusia memiliki sekitar 1.558 hulu ledak nuklir non-strategis, meskipun para ahli pengendalian senjata mengatakan sangat sulit untuk mengatakan berapa jumlah pastinya karena kerahasiaa

Editor: Syamsul Azhar