Rusia Sebut NATO Selalu Bekerja di Bawah Perintah AS



KONTAN.CO.ID - Rusia kembali mengkritik NATO. Kali ini, kritik diarahkan langsung kepada Amerika Serikat yang dianggap selalu menjadi otak dari setiap langkah aliansi tersebut.

Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolay Patrushev, menyebut bahwa AS memanfaatkan aliansi pertahanan tersebut untuk menjaga pengaruhnya di Eropa.

"Seluruh kebijakan NATO dibangun berdasarkan perintah dari Washington. Mereka (AS) menggunakan aliansi tersebut untuk mempertahankan kehadiran militernya di Eropa dan untuk menunjukkan dukungan terhadap pentingnya hal itu dalam menjamin keamanan benua ini," kata Patrushev dalam sebuah wawancara dengan aif.ru, dikutip TASS.


Baca Juga: Uni Eropa Berencana Gunakan Aset Rusia untuk Perkuat Militer Ukraina

Patrushev menambahkan, praktik NATO yang dikendalikan AS ini seharusnya menerima banyak tekanan karena terus ikut campur dalam urusan negara-negara berdaulat dengan menggunakan sumber daya militer, ekonomi, informasi, dan lainnya.

Secara khusus dirinya menyoroti sejarah NATO yang penuh pertumpahan darah, menyebutnya bisa menjadi ancaman terhadap dunia di masa mendatang.

"Saya tidak akan mendalami sejarah berdarah NATO, namun kita harus mengetahuinya agar dapat memahami sifat aliansi ini sebagai sumber bahaya, krisis dan konflik yang stabil selama bertahun-tahun," katanya.

Baca Juga: NATO: Ukraina Semakin Kesulitan, Kita Harus Membantu Lebih Banyak

Konflik Rusia-NATO

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada Februari lalu mengatakan bahwa ada kemungkinan di masa depan mengenai pengiriman kontingen tertentu ke Ukraina dari negara-negara NATO.

Jika hal itu terjadi, Peskov menegaskan konflik tidak bisa dihindari.

"Dalam hal ini, kita tidak perlu bicara tentang kemungkinannya, tapi tentang sesuatu yang tidak bisa dielakkan (konflik langsung)," kata Peskov, dikutip Reuters.

Baca Juga: Konflik Rusia-NATO Berpotensi Pecah Jika Dukungan Militer ke Ukraina Terus Datang

Pernyataan itu bukan tanpa alasan, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, memang ada peluang bagi negara-negara Eropa untuk mengirimkan pasukan ke Ukraina.

Kendati demikian, Macron juga memastikan bahwa bahwa belum ada konsensus pada tahap ini.

"Tidak ada yang harus dikecualikan. Kami akan melakukan apa saja agar Rusia tidak menang," kata Macron saat itu.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga menyampaikan pesan senada dalam pidato pertamanya setelah kembali terpilih menjadi presiden pada bulan Maret lalu.

Saat ditanya Reuters mengenai kemungkinan konflik antara Rusia dan NATO, Putin menjawab: "Segalanya mungkin terjadi di dunia modern,"