Rusia: Situasi di perbatasan Rusia dan Belarusia dengan negara NATO tetap tegang



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, situasi di perbatasan Rusia dan Belarusia dengan negara-negara anggota NATO tetap tegang, dan keamanan jadi prioritas utama Kementerian Pertahanan Rusia.

"Situasi tidak nyaman tetap berada di perbatasan barat Union State (Rusia dan Belarusia), di mana NATO terus membangun kehadirannya di depan," kata Shoigu dalam rapat dewan Kementerian Pertahanan Rusia melalui tautan video, Selasa (27/10), seperti dikutip Reuters.

"Dalam situasi militer dan politik saat ini di kawasan, dan juga di tengah tantangan dan ancaman baru, terutama dari terorisme internasional, Kementerian Pertahanan Rusia memandang penyediaan keamanan militer Union State sebagai tugas prioritasnya," ujar dia.


Menurut Shoigu, NATO sedang meningkatkan infrastruktur serta menimbun persediaan, persenjataan, dan perangkat keras militer di dekat perbatasan Rusia dan Belarusia.

"Pencegah rudal AS sedang ditingkatkan dan peluncurnya dapat digunakan untuk senjata serang," ungkap Shoigu. "Intensitas latihan militer NATO tidak berkurang, meski ada pandemi".

Baca Juga: Putin: Rusia siap menahan diri untuk tidak menyebarkan rudal 9M729 di wilayah Eropa

Latihan militer NATO meningkat

Menteri Pertahanan Belarusia Viktor Khrenin mencatat peningkatan jumlah latihan NATO di negara-negara yang berbatasan dengan Belarusia dan kehadiran Angkatan Darat Amerika Serikat (AS). 

"Selama beberapa tahun terakhir, pengelompokan bergilir NATO di negara-negara tetangga di Belarusia telah meningkat lebih dari 17 kali lipat menjadi 10.000 tentara," kata dia.

Khrenin menyebutkan, AS dengan dukungan sekutu NATO-nya telah keluar dari Perjanjian Anti-Ballistic Missile (ABM), Open Skies, dan Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), juga menolak untuk meratifikasi versi adaptasi dari Perjanjian Angkatan Bersenjata Konvensional di Eropa.

"Semua gerakan ini ditujukan untuk mengganggu keamanan internasional dan regional, dan memberikan kerangka hukum untuk militerisasi benua Eropa melalui kehadiran AS yang konstan," sebut Khrenin.

Selanjutnya: Putin: Gabungan militer Rusia-China akan lebih kuat daripada AS

Editor: S.S. Kurniawan