Rusia Tepis Ada Deklarasi Perang Lawan Ukraina dan Mobilisasi Nasional pada 9 Mei



KONTAN.CO.ID - LONDON. Presiden Rusia Vladimir Putin disebut-sebut berencana mendeklarasikan perang melawan Ukraina dan mendeklarasikan mobilisasi nasional pada 9 Mei ketika Rusia memperingati kemenangan Uni Soviet dalam Perang Dunia II. Namun, Rusia menepis spekulasi tersebut.

Putin sejauh ini mencirikan tindakan Rusia di Ukraina sebagai "operasi militer khusus", bukan perang. Tetapi politisi Barat dan beberapa pengamat Rusia berspekulasi bahwa dia mungkin sedang mempersiapkan pengumuman besar Senin depan dengan serangkaian kemungkinan skenario mulai dari deklarasi perang langsung hingga deklarasi kemenangan.

Ditanya tentang spekulasi bahwa Putin akan menyatakan perang melawan Ukraina pada 9 Mei, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan: "Tidak ada kemungkinan untuk itu. Itu omong kosong," ujarnya seperti dikutip Reuters, Rabu (4/5).


Peskov juga mengatakan, orang tidak boleh mendengarkan spekulasi bahwa mungkin ada keputusan tentang mobilisasi nasional.

"Itu tidak benar. Itu omong kosong," kata Peskov kepada wartawan.

Baca Juga: PBB: Perang Ukraina Akan Memperburuk Kelaparan Parah di Seluruh Dunia

Hari Kemenangan 9 Mei adalah salah satu peristiwa nasional paling penting di Rusia. Sebuah peringatan akan pengorbanan besar Soviet yang dibuat dalam mengalahkan Nazi Jerman dalam apa yang dikenal di Rusia sebagai Perang Patriotik Hebat.

Diperkirakan 27 juta warga Soviet tewas dalam perang 1941 hingga 1945 yang membuat Uni Soviet hancur dan hampir setiap keluarga Soviet berkabung.

Putin telah menggunakan pidato Hari Kemenangan sebelumnya untuk mengarahkan Barat dan menunjukkan kekuatan angkatan bersenjata Rusia pasca-Soviet.

Invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi paling serius antara Rusia dan Amerika Serikat sejak Krisis Rudal Kuba 1962.

Putin mengatakan bahwa "operasi militer khusus" di Ukraina diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia, dan Moskow harus bertahan melawan penganiayaan terhadap orang-orang berbahasa Rusia.

Putin menyebut konflik itu sebagai konfrontasi yang tak terhindarkan dengan Amerika Serikat, yang dia tuduh mengancam Rusia dengan ikut campur di halaman belakangnya dan memperbesar aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Baca Juga: AS Berharap Dewan Keamanan PBB Menjatuhkan Sanksi Baru Terhadap Korea Utara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat