Rusia: Tidak ada prasyarat untuk kehadiran militer kami di Afghanistan



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Tidak ada prasyarat untuk kehadiran militer Rusia di Afghanistan, dan situasi di negara itu harus diselesaikan melalui dialog damai, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev mengatakan.

"Kami akan fokus pada upaya politik dan diplomatik mengenai Afghanistan, dan akan mencari cara untuk membangun dialog antar-Afghanistan dan resolusi damai dari masalah yang ada di negara ini bersama-sama dengan mitra kami," ujar dia

"Selain itu, kami sangat mementingkan peran koordinasi PBB mengenai upaya internasional dalam penyelesaian masalah Afghanistan," ujar Patrushev, seperti dikutip TASS dari harian Izvestia.


Menurut dia, Rusia siap untuk berdialog dengan otoritas Afghanistan, yang menghormati keinginan rakyat dan berusaha membangun negara itu.

"Rusia tertarik untuk melihat Afghanistan yang damai, bersatu, dan berkembang, yang tidak menimbulkan ancaman bagi kawasan," ungkap Patrushev. 

Baca Juga: China menunggu stabilitas di Afghanistan sebelum dialog tentang ekonomi

"Kami siap untuk berdialog dengan pihak berwenang, yang akan berlangsung dari kehendak rakyat, akan mengikuti aspirasi rakyat mereka, dan akan bekerja untuk mengubah Afghanistan menjadi negara yang beroperasi secara normal, kuat, dan berkembang," imbuhnya.

Rusia juga telah menghidupkan kembali kontak dengan dewan keamanan, militer, dan layanan khusus dari negara-negara tetangga di Afghanistan, terutama dengan Tajikistan dan Uzbekistan. Termasuk, China, Iran, India, dan Pakistan.

"Ini akan menjadi isu utama pada sesi berikutnya dari anggota tetap Dewan Keamanan PBB," kata Patrushev. "Kami akan membahas langkah-langkah ekstra untuk memberikan stabilitas di kawasan ini".

Dan, Patrushev menambahkan, lebih dari 40.000 warga sipil tewas di Afghanistan selama 20 tahun terakhir, dan jumlah ini tidak termasuk puluhan ribu tentara pemerintah yang terbunuh.

"Ini adalah hasil dari campur tangan Amerika Serikat dalam urusan dalam negeri negara lain," ungkap dia.

Selanjutnya: Pemimpin Taliban mulai melakukan pembicaraan tentang pembentukan pemerintahan baru

Editor: S.S. Kurniawan