Rusia Tuding Barat Sebarkan Kebohongan Penyebab Krisis Pangan Global



KONTAN.CO.ID - LONDON. Rusia pada Rabu (22/6) menuding negara-negara Barat menyebarkan kebohongan tentang penyebab krisis pangan global, yang menurut Moskow justru dipicu oleh sanksi yang dijatuhkan atas Rusia oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Selain kematian dan kehancuran yang ditaburkan oleh invasi Rusia, perang di Ukraina dan upaya Barat untuk melumpuhkan ekonomi Rusia sebagai hukuman telah membuat harga gandum, minyak goreng, pupuk, dan energi melonjak, melukai pertumbuhan global.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kepada wartawan di Moskow, dia kecewa dengan pernyataan Barat yang berulang-ulang menyebutkan, Rusia harus disalahkan atas krisis pangan global.


"Itu bohong, tuduhan seperti itu benar-benar bohong," kata Zakharova. "Jadi, Barat bisa memasok semua senjata ke Ukraina tetapi untuk beberapa alasan tidak ada yang bisa diambil dari Ukraina?".

Baca Juga: Kilang Novoshakhtinsk di Rusia Terbakar akibat Serangan Drone Ukraina

Amerika Serikat dan anggota Uni Eropa, yang memasok senjata ke Ukraina, menuduh Rusia memicu krisis pangan dengan mencegah ekspor biji-bijian dari Ukraina, yang menyumbang sekitar sepersepuluh dari ekspor gandum global.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan pada 9 Juni lalu, jutaan orang bisa kelaparan karena blokade Rusia terhadap pelabuhan Laut Hitam Ukraina, yang katanya, telah membuat dunia "di ambang krisis pangan yang mengerikan".

Rusia dan Ukraina adalah dua produsen komoditas pertanian terpenting di dunia. Rusia adalah pengekspor gandum terbesar di dunia setelah Uni Eropa. Sementara Ukraina adalah pengekspor biji bunga matahari terbesar di dunia.

Keduanya memainkan peran besar di pasar jelai, jagung, dan lobak. Kemudian Rusia adalah salah satu pengekspor pupuk utama dunia.

Baca Juga: Kunjungi Ukraina dan Rusia, Jokowi akan Bertemu Zelenskyy dan Putin

Sanksi Barat, Zakharova mengungkapkan, telah mendorong pasar pertanian ke tepi jurang, dengan mengganggu sistem pembayaran, pengiriman, asuransi yang telah mencegah banyak ekspor makanan dan pupuk Rusia.

"Ini tidak logis, di satu sisi Uni Eropa mengatakan ancaman terhadap keamanan pangan global sedang dibuat, tetapi pada saat yang sama mereka memblokir rute pengiriman barang ke diri mereka sendiri di benua mereka sendiri," ungkap Zakharova.

Eritrea, Armenia, Mongolia, Azerbaijan, Georgia, Somalia, Belarusia, Turki, Madagaskar, Lebanon, Mesir, dan Pakistan bergantung pada Rusia atau Ukraina untuk lebih dari 70% impor gandum mereka pada tahun 2021, menurut data PBB.

Mongolia, Kazakhstan, Moldova, Serbia, Honduras, dan Ghana bergantung pada Rusia untuk 50% atau lebih impor pupuk mereka pada 2021, berdasarkan data PBB.

Editor: S.S. Kurniawan