Rusia-Ukraina Jalin Komunikasi, Bursa Asia Kompak Menghijau Pada Selasa (1/3)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas indeks saham di regional Asia menguat pada perdagangan Selasa (1/3). Peenguatan tertinggi dialami oleh Indeks Nikkei 225 Jepang yang menguat 1,20%, disusul Strait Times Index Singapura yang menguat 1,12%.

Di dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,48% ke level 6.921,441.

Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, menguatnya Indeks saham di Asia sore ini terjadi di tengah cepatnya perubahan situasi dalam konflik Rusia dan Ukrania. 


Investor menyambut baik pembicaraan tingkat tinggi anatara pejabat Rusia dan Ukrania yang berakhir tanpa mencapai kesepakatan untuk saat ini. Namun, kedua pihak berjanji untuk tetap membuka jalur komunikasi.

Selain itu, investor juga merasa lega tidak adanya putaran terbaru pemberian sanksi ekonomi. Lonjakan harga minyak mentah serta tekanan finansial dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya terhadap Rusia karena menginvasi Ukrania telah menambah tingkat ketidakpastian pada prospek ekonomi global. 

Baca Juga: Safe Haven Bisa Jadi Pilihan Saat Ada Gejolak Geopolitik

Asal tahu, Negeri Beruang Merah ini merupakan salah satu negara produsen bahan komoditas energi terbesar di dunia.

Dari sisi makroekonomi, data memperlihatkan bahwa aktivitas sektor manufaktur China secara tidak terduga mencatatkan ekspansi di bulan Februari 2022. Data resmi Manufacturing purchasing managers’ index (PMI) yang dirilis oleh National Bureau of Statistics (NBS) naik tipis ke level 50,2 bulan lalu dari level 50,1 di bulan Januari 2022.

Data Manufacturing PMI China versi swasta atau Caixin China Manufacturing PMI juga secara tak terduga naik ke level 50,4 di bulan Februari dari level 49,1 pada bulan sebelumnya.

Bank sentral Australia pada pertemuan kebijakan hari ini (1/3) mempertahankan suku bunga acuan di 0,1% selama 15 bulan beruntun, sesuai dengan ekspektasi pasar.

Menyebut konflik Rusia-Ukrania sebagai satu sumber baru ketidakpastian, Bank Sentral Negeri Kanguru itu mempertegas  sulitnya meramal berapa lama tekanan inflasi Asutralia akan berlangsung.  Sehingga, inflasi diprediksi akan terus merangkak naik di kuartal-kuartal mendatang hingga mencapai 3,75% sebelum pada akhirnya melambat menjadi 2,75% pada 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi