Rusia Umumkan Telah Berhasil Menguji Serangan Nuklir di Darat, Laut, dan Udara



KONTAN.CO.ID - Kantor pemerintahan Rusia, Kremlin, pada hari Rabu (25/10) mengatakan bahwa Rusia telah berhasil menguji kemampuan serangan nuklir skala besar melalui darat, laut, dan udara.

Kremlin menjelaskan bahwa latihan tersebut melibatkan uji coba peluncuran rudal dari silo di darat, kapal selam nuklir, dan dari pesawat pembom jarak jauh.

"Peluncuran praktis rudal balistik dan jelajah dilakukan selama pelatihan," ungkap Kremlin dalam pernyataannya, dikutip Reuters.


Baca Juga: Rusia Sukses Uji Kemampuan Melancarkan Serangan Nuklir Balasan Besar-besaran

Kanal televisi pemerintah juga menampilkan momen Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, yang sedang memberikan laporan mengenai latihan tersebut kepada Presiden Vladimir Putin melalui video.

Shoigu mengatakan bahwa latihan dilakukan untuk mempersiapkan serangan nuklir besar-besaran sebagai respons terhadap serangan nuklir agresor.

Baca Juga: Pentagon: China Berhasil Amankan 500 Hulu Ledak Nuklir Tahun Ini

Uji Coba Senjata Nuklir di Darat, Laut, dan Udara

Kremlin merinci bahwa rudal balistik antarbenua (ICBM) Yars telah ditembakkan dari lokasi uji coba ke sasaran di timur jauh Rusia. Sementara itu, kapal selam bertenaga nuklir juga telah meluncurkan rudal balistik dari Laut Barents.

Di udara, pesawat bomber jarak jauh Tu-95MS juga dilaporkan telah berhasil melakukan uji coba rudal jelajah.

"Tingkat kesiapan aparat komando militer dan keterampilan staf senior dan operasional dalam mengorganisir pasukan bawahannya diuji. Tugas yang direncanakan selama latihan telah tercapai sepenuhnya," ungkap Kremlin.

Baca Juga: Vladimir Putin Sebut Kesalahan Besar Amerika di Perang Ukraina

Sebuah video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia memperlihatkan rudal berbasis darat dan kapal selam melesat ke langit pada malam hari. Pesawat bomber yang melakukan uji coba juga lepas landas pada malam hari.

Rusia telah menegaskan bahwa mereka tidak berencana untuk membatalkan moratorium uji coba nuklir tahun 1992 yang sejalan dengan Perjanjian Larangan Uji Coba Komprehensif (CTBT).

Rusia mengatakan hanya akan melanjutkan uji coba nuklir jika Amerika Serikat melakukannya terlebih dahulu. Satu-satunya alasan Rusia membatalkan penarikan diri dari CTBT adalah untuk menyelaraskan diri dengan Washington.