Rusun di Jakarta kurang tinggi



JAKARTA. Bangunan-bangunan rumah susun yang ada di Jakarta saat ini dinilai kurang tinggi. Padahal, lahan-lahan kosong yang tersedia untuk pembangunan rusun jumlahnya sangat terbatas. Hal itu dikatakan pengamat perkotaan Nirwono Yoga menanggapi pernyataan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang mengatakan lahan yang tersedia untuk pembangunan rusun sangat terbatas. "Bentuk rumah susun harus diubah, yang pertama soal ketinggian bangunan. Rata-rata ketinggian rusun yang ada saat ini cuma 8-10 lantai, satu tower hanya berisi 500 unit," kata Nirwono, Selasa (18/2/2014). Nirwono lantas menyarankan agar ke depannya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat membangun rusun yang lebih tinggi dari yang telah ada saat ini. Dengan demikian, penggunaan lahan menjadi lebih efisien. "Bangunan rusun bisa ditambah 20-30 lantai karena secara teknologi, kita punya kemampuan. Dengan demikian, lahan yang terbatas tadi bisa menampung lebih banyak warga," ungkapnya. "Kalau kita bisa bangun 20-30 lantai, bisa berisi 1.000-1.500 unit tiap tower. Artinya ada 1.000-1.500 KK yang bisa dipindahkan ke sana. Jadi, penggunaan lahan lebih efisien," kata Nirwono lagi. Langkah alternatif selanjutnya yang bisa ditempuh, lanjut Nirwono, adalah bekerja sama dengan pihak pengembang agar bersedia menyediakan lahan untuk pembangunan rusun. Menurut Nirwono, pengembang pasti memiliki lahan-lahan yang letaknya strategis. "Nah, mereka diajak bekerja sama untuk membangun rusun. Saya yakin masih banyak lahan di DKI yang bisa dibangun rusun, dan letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi tinggal warga pinggir kali saat ini," ujarnya. Sebelumnya, Jokowi mengaku bahwa seluruh masyarakat yang tinggal di sejumlah kawasan yang berada di sekitar bantaran kali sudah setuju untuk dipindahkan ke rumah susun. Namun, rusun yang diinginkan warga adalah yang letaknya tak jauh dari lokasi tempat mereka tinggal saat ini. "Sinyalnya sudah mau, tapi problemnya adalah soal rusun, kenapa rusun kita enggak siap? Karena membangun rusun itu perlu lahan. Lahan itu kalau cari di sekitar lokasi juga sudah sangat sulit, tapi kalau dipindahkan jauh, misal ke Marunda atau ke Cengkareng, mereka juga tidak mau. Problemnya ada di situ," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (17/2/2014) kemarin. (Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dikky Setiawan