JAKARTA. Banyak pengamat memprediksikan di awal tahun tidak ada pengembang yang akan membangun proyek baru karena kendala krisis finansial. Mereka menghitung pembangunan akan dilakukan pada kuartal kedua 2009. Di saat itu kondisi perekonomian sudah lebih membaik. Tapi itu tidak sepenuhnya benar. Pasalnya mulai awal tahun ini pengembang Mitra Safir malah bersiap membangun rumah susun sederhana milik (rusunami) yang akan berlokasi di Ciputat, Jakarta Selatan. Mereka bakal membangunnya di pertengahan bulan Januari 2009. “Lahan yang tersedia seluas 3,5 hektar,” kata Dirut Mitra Safir Tirta Susanto, Minggu 4/1 di Jakarta. Uniknya, pembangunan rusunami ini dibangun di lahan yang dulunya terdapat mal Ciputat Mega Mal. Rencananya, bekas mal itu akan tetap dipertahankan malah nantinya akan dibangun jembatan yang menghubungkan mall dan rusunami. Konsepnya pembangunannya hamper sama dengan Mal Taman Anggrek. ‘’Pembangunan rusunaminya di lahan seluas dua hektar sedangkan malnya satu setengah hektar,” tandasnya. Proyek rusunami plus mal itu bernama GS Square. Di situ akan berdiri 6 tower rusunami. Itu Artinya akan ada total 3000 unit dengan ketinggian lantai 17 hingga 18 lantai. Lokasinya pun bersebelahan dengan Universitas Bina Nusantara (Binus) dan dilalui jalan tol Bintaro-Pondok Cabe. Guna keperluan itu, MItra Safir menggelontorkan dana innvestasi Rp 800 miliar. Dana itu adalah dana sendiri dan sama sekali tidak ada dana dari sindikasi bank. Rencananya, pembangunan bakal dilangsungkan selama tiga tahun. Artinya, barui akan selesai pada tahun 2012. “Kami berharap bisa mendapatkan pemasukan Rp 1 triliun bila terjual semua dalam waktu 2 tahun,” tandasnya. Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda bilang, pembangunan rusunami di kawasan Ciputat adalah termasuk kawasan yang sudah jadi. Bisa dibilang sebagai kawasan emas perdagangan. Pasalnya disitu aktivitas perdagangan banyak tumbuh, dekat dengan pasar tradisional maupun pasar modern. “Sudah begitu ada jalan tolnya seehingga ada alternatif bebas macet,” tandasnya. Soal kompetisi, bisa dibilang tidak ada. Dengan begitu daya serap pasar terhadap rusunami akan sangat tinggi. Tidak butuh wakktu sampai lima tahun untuk menjual semua unit rusunami. “Paling banter dua tahun akan laris semua,” katannya. Yang perlu diperhatikan bagi pengembang adalah menjaga tingkat kepadatan rusunami itu sendiri. Pasalnya dengan menggabungkan diri dengan mal, maka bukan tidak mungkin akan mengganggu kenyamanan penghuni rusunami. Terutama di akhir pekan. “Penghuni rusunami kalau mau keluar atau masuk pasti akan kena macet karena disitu ada mal,” tukasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rusunami di Ciputat Siap Berdiri
JAKARTA. Banyak pengamat memprediksikan di awal tahun tidak ada pengembang yang akan membangun proyek baru karena kendala krisis finansial. Mereka menghitung pembangunan akan dilakukan pada kuartal kedua 2009. Di saat itu kondisi perekonomian sudah lebih membaik. Tapi itu tidak sepenuhnya benar. Pasalnya mulai awal tahun ini pengembang Mitra Safir malah bersiap membangun rumah susun sederhana milik (rusunami) yang akan berlokasi di Ciputat, Jakarta Selatan. Mereka bakal membangunnya di pertengahan bulan Januari 2009. “Lahan yang tersedia seluas 3,5 hektar,” kata Dirut Mitra Safir Tirta Susanto, Minggu 4/1 di Jakarta. Uniknya, pembangunan rusunami ini dibangun di lahan yang dulunya terdapat mal Ciputat Mega Mal. Rencananya, bekas mal itu akan tetap dipertahankan malah nantinya akan dibangun jembatan yang menghubungkan mall dan rusunami. Konsepnya pembangunannya hamper sama dengan Mal Taman Anggrek. ‘’Pembangunan rusunaminya di lahan seluas dua hektar sedangkan malnya satu setengah hektar,” tandasnya. Proyek rusunami plus mal itu bernama GS Square. Di situ akan berdiri 6 tower rusunami. Itu Artinya akan ada total 3000 unit dengan ketinggian lantai 17 hingga 18 lantai. Lokasinya pun bersebelahan dengan Universitas Bina Nusantara (Binus) dan dilalui jalan tol Bintaro-Pondok Cabe. Guna keperluan itu, MItra Safir menggelontorkan dana innvestasi Rp 800 miliar. Dana itu adalah dana sendiri dan sama sekali tidak ada dana dari sindikasi bank. Rencananya, pembangunan bakal dilangsungkan selama tiga tahun. Artinya, barui akan selesai pada tahun 2012. “Kami berharap bisa mendapatkan pemasukan Rp 1 triliun bila terjual semua dalam waktu 2 tahun,” tandasnya. Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda bilang, pembangunan rusunami di kawasan Ciputat adalah termasuk kawasan yang sudah jadi. Bisa dibilang sebagai kawasan emas perdagangan. Pasalnya disitu aktivitas perdagangan banyak tumbuh, dekat dengan pasar tradisional maupun pasar modern. “Sudah begitu ada jalan tolnya seehingga ada alternatif bebas macet,” tandasnya. Soal kompetisi, bisa dibilang tidak ada. Dengan begitu daya serap pasar terhadap rusunami akan sangat tinggi. Tidak butuh wakktu sampai lima tahun untuk menjual semua unit rusunami. “Paling banter dua tahun akan laris semua,” katannya. Yang perlu diperhatikan bagi pengembang adalah menjaga tingkat kepadatan rusunami itu sendiri. Pasalnya dengan menggabungkan diri dengan mal, maka bukan tidak mungkin akan mengganggu kenyamanan penghuni rusunami. Terutama di akhir pekan. “Penghuni rusunami kalau mau keluar atau masuk pasti akan kena macet karena disitu ada mal,” tukasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News