RUU Omnibus Law Keuangan Atur Investasi Dana Pensiun, 50% Harus di Investasi Aman



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. RUU Omnibus Law Keuangan tengah dibahas di DPR. RUU ini juga mengatur pengelolaan investasi dana pensiun.

Dalam RUU Omnibus Law Keuangan, tepatnya di pasal 124 ada ketentuan yang mengatur pengelolaan aset investasi dana pensiun, baik itu dana pensiun pemberi kerja paling banyak 50% pada investasi yang aman. Namun belum dirinci aset investasi yang aman itu apa saja.

Pengurus Bidang Investasi Dapen BNI Bedie Roesnadi mengatakan, saat ini pihaknya banyak menempatkan aset investasi sekitar 51% pada surat utang dari total investasi per Maret 2022 yang sekitar Rp 6,8 triliun. Pertimbangan menempatkan dana di surat utang karena income yang sifatnya pasti dan berkala.

“Sesuai untuk kaver pembayaran pensiun, lebih mudah memadankan dengan kewajiban dana pensiun," ujar Bedie kepada Kontan.co.id, Sabtu (16/7).

Baca Juga: Omnibus Law Keuangan Bakal Memperbolehkan Cut Loss, Ini Kata BPJS Ketenagakerjaan

Ia juga bilang, penempatan aset Dapen BNI lebih banyak ditempatkan di surat utang karena risiko yang relatif lebih rendah. Sebab, selain memprioritaskan pemenuhan seluruh kewajiban dapen, pihaknya juga memperhatikan rentabilitas dengan tetap memperhatikan risiko.

Bedie menyebutkan, untuk jangka panjang, penempatan investasi diarahkan untuk meningkatkan porsi kelompok aset inti atau pendapatan tetap. Sembari juga mengoptimalkan dari pendapatan anak perusahaan, pasar modal dan pendapatan dari aset properti.

“Target  return total investasi tahun 2022 berkisar pada 8,67%,” ujar Bedie.

Sementara itu, Sulistyowati, Executive Director DPLK Syariah Muamalat mengatakan, saat ini portofolio banyak ditempatkan di deposito dengan mendominasi sekitar  67%. Dilanjutkan dengan sukuk sebanyak 27%, reksadana 5%, dan terakhir saham 1%.

“Aset Investasi per Juni 2022 sekitar Rp 1,5 triliun,” ujar Sulistyowati.

Ia menyebutkan, investasi masih didominasi deposito karena itu pemilihan nasabah karena mereka memilih instrumen yang dinilai aman. Ia pun memperkirakan investasi DPLK Syariah Muamalat tahun ini tumbuh sekitar 5%.

Dengan masih rendahnya indikasi imbal hasil deposito pada bank syariah, Sulistyowati bilang, pihaknya akan mencoba sosialisasi produk pasar modal khususnya instrumen sukuk kepada peserta.

“Mengingat yield pada sukuk berada pada level yang cukup menarik untuk melakukan pembelian,” imbuhnya.

Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Moeljadi mengatakan, saat ini semua investasi dana pensiun memang harus aman dan optimal pengelolaannya.

Jika mengacu pada data OJK di Mei 2022, aset investasi industri dana pensiun sebesar Rp 323,61 triliun. Angka tersebut naik dari periode sama tahun lalu yang senilai Rp 306,46 triliun atau naik 5,59%

Penempatan portofolio dana pensiun paling banyak ditempatkan di SBN sebanyak Rp 94,46 triliun atau sekitar 29,19% dari total portofolio. Dilanjutkan dengan portofolio di deposito berjangka senilai Rp 84,01 triliun atau sekitar 25,96%.

"Apabila aturan omnibus law diterapkan, pengaruhnya tidaklah signifikan karena saat ini investasi dana pensiun sudan aman," ungkap Bambang.

Baca Juga: ADPI: Semua Investasi Dana Pensiun Harus Aman dan Optimal Pengelolaannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat