KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kejaksaan Agung menyampaikan rencana penerapan perampasan aset tanpa adanya pemidanaan (non-conviction based asset forfeiture) bagi pelaku penghindaran pajak melalui Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset. Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) Narendra Jatna menjelaskan bahwa cakupan RUU ini kini tidak hanya terbatas pada tindak pidana korupsi, tetapi juga meluas mencakup berbagai jenis kejahatan ekonomi, termasuk penghindaran pajak. "Pada saat ini RUU Perampasan Aset telah diusulkan, di mana tidak hanya untuk pemberantasan tindak korupsi, tetapi juga berlaku untuk semua kejahatan tindak pidana berdimensi ekonomi, mulai dari penghindaran pajak, penipuan, penggelapan, kerusakan lingkungan, hingga kejahatan yang berkaitan dengan perdagangan," ujar Narendra dalam rapat bersama Komisi III DPR RI, Selasa (6/5).
RUU Perampasan Aset akan Menyasar Para Pengemplang Pajak
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kejaksaan Agung menyampaikan rencana penerapan perampasan aset tanpa adanya pemidanaan (non-conviction based asset forfeiture) bagi pelaku penghindaran pajak melalui Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset. Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) Narendra Jatna menjelaskan bahwa cakupan RUU ini kini tidak hanya terbatas pada tindak pidana korupsi, tetapi juga meluas mencakup berbagai jenis kejahatan ekonomi, termasuk penghindaran pajak. "Pada saat ini RUU Perampasan Aset telah diusulkan, di mana tidak hanya untuk pemberantasan tindak korupsi, tetapi juga berlaku untuk semua kejahatan tindak pidana berdimensi ekonomi, mulai dari penghindaran pajak, penipuan, penggelapan, kerusakan lingkungan, hingga kejahatan yang berkaitan dengan perdagangan," ujar Narendra dalam rapat bersama Komisi III DPR RI, Selasa (6/5).