RUU Redenominasi dibahas masa sidang tahun ini



JAKARTA. Lama tertunda, Rancangan Undang-Undang (RUU) Perubahan Harga Rupiah alias redenominasi akan kembali bergulir untuk dilakukan pembahasan. Pemerintah akan membahas redenominasi dalam masa sidang Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tahun ini. 

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan redenominasi yang akan dilakukan adalah dari Rp 1.000 menjadi Rp 1. Pembahasan akan mulai dilakukan dalam masa sidang DPR.

Mengenai kapan akan diberlakukannya, dirinya menjelaskan tergantung lamanya pembahasan yang terjadi di DPR. Namun, dalam hal pemberlakuan, Chatib akui ada sisi tersendiri yang sangat perlu dilihat yaitu stabilitas makro. "Pokoknya nanti yang penting UU-nya sudah ada. Diberlakukannya melihat kondisi makro," ujarnya, Rabu (20/8).


Yang menjadi perhatian pemerintah dalam memberlakukan redenominasi salah satunya adalah soal rupiah. Rupiah harus dalam posisi stabil untuk kemudian dilakukan redenominasi.

Mengenai ideal waktu diberlakukannya redenominasi, Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ini tidak menjelaskan lebih lanjut. Yang menjadi fokus pemerintah sekarang adalah kalau RUU redenominasi tidak dibahas sekarang, maka wacana tersebut akan mati. "Mengenai timeline bisa dibicarakan nanti," tandasnya.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menjelaskan redenominasi yang dilakukan hanya menyederhanakan mata uang rupiah saja, di mana tiga angka nol dibelakang rupiah akan dihapus. Redenominasi menjadi baik untuk dilakukan karena mata uang rupiah saat ini sudah dalam kelipatan yang besar dan akan membuat ekonomi Indonesia kurang efisien.

Ketidakefisienan terjadi dalam urusan pencetakan karena menjadi mahal dan sistem akuntabilitas karena pelaporan kurang efisien. Agus menegaskan, redenominasi yang terjadi bukan sanering alias pemotongan nilai uang. 

Pembahasan RUU Redenominasi ini akan dibawa ke DPR. Apakah redenominasi nantinya akan berdampak pada penguatan mata uang rupiah, Mantan Menteri Keuangan ini menampiknya. "Tidak ada hubungannya dan kita tidak ingin berdampak pada itu," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto