KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak pada nilai tukar rupiah tampaknya belum akan berakhir. Kendati Bank Indonesia telah mengerek suku bunga acuan sebanyak 100 basis poin sepanjang tahun ini, performa rupiah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) masih loyo. Tren pelemahan mata uang Garuda semakin terlihat lantaran sejak awal tahun rupiah telah terdepresiasi 5,99%. Alhasil, para pengamat memilih merevisi proyeksi target rupiah di akhir 2018. Maklumlah, sejumlah sentimen negatif masih membayangi. Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Winang Budoyo mengatakan, sentimen utama masih datang dari eksternal. Di antaranya, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve dan perkembangan konflik perang dagang antara AS, China dan Uni Eropa.
Saat ekonom ramai-ramai merevisi target rupiah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak pada nilai tukar rupiah tampaknya belum akan berakhir. Kendati Bank Indonesia telah mengerek suku bunga acuan sebanyak 100 basis poin sepanjang tahun ini, performa rupiah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) masih loyo. Tren pelemahan mata uang Garuda semakin terlihat lantaran sejak awal tahun rupiah telah terdepresiasi 5,99%. Alhasil, para pengamat memilih merevisi proyeksi target rupiah di akhir 2018. Maklumlah, sejumlah sentimen negatif masih membayangi. Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Winang Budoyo mengatakan, sentimen utama masih datang dari eksternal. Di antaranya, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve dan perkembangan konflik perang dagang antara AS, China dan Uni Eropa.