KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tanda-tanda berhentinya tekanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum terlihat. Rabu (4/2), IHSG memang melompat 1,77% ke level 5.733. Tapi, indeks masih menyisakan defisit 0,93% sejak awal pekan ini. Ada mazhab populer yang mengatakan, turunnya indeks justru peluang untuk memborong saham. Sebab, harganya sedang murah. Lantas, apa mazhab itu masih relevan dalam kondisi seperti sekarang? Terlebih, tak sedikit investor ritel yang dananya terbatas. Atau, justru sekarang situasinya cash is the king? "Cash is the king itu kalau big crash, sekarang tidak ada indikasi pasar akan crash," jelas investor saham, Sem Susilo kepada KONTAN, Rabu (4/7).
Saat IHSG jatuh, cash is the king atau tetap borong saham?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tanda-tanda berhentinya tekanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum terlihat. Rabu (4/2), IHSG memang melompat 1,77% ke level 5.733. Tapi, indeks masih menyisakan defisit 0,93% sejak awal pekan ini. Ada mazhab populer yang mengatakan, turunnya indeks justru peluang untuk memborong saham. Sebab, harganya sedang murah. Lantas, apa mazhab itu masih relevan dalam kondisi seperti sekarang? Terlebih, tak sedikit investor ritel yang dananya terbatas. Atau, justru sekarang situasinya cash is the king? "Cash is the king itu kalau big crash, sekarang tidak ada indikasi pasar akan crash," jelas investor saham, Sem Susilo kepada KONTAN, Rabu (4/7).