Saat IHSG Naik: Saham Papan Utama & Pengembangan Melesat, Akselerasi Melambat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham papan akselerasi melaju paling kencang sepanjang paruh pertama 2024, jauh di depan papan utama dan papan pengembangan. Sampai akhir semester I-2024, Jumat (28/6), indeks papan akselerasi mengakumulasi penguatan 31,13% secara year to date atau sejak awal tahun. 

Berkebalikan dengan indeks saham papan utama dan pengembangan yang parkir di zona merah, masing-masing mengalami -2,78% dan -1,14%. Namun, laju saham papan akselerasi tampak melambat saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai kembali berlari sejak akhir bulan Juni.

IHSG pun melanjutkan penguatan memasuki semester II-2024. Pada perdagangan perdana, Senin (1/7), IHSG melejit 1,08% ke level 7.139,62. Seiring penguatan IHSG ini, performa indeks saham papan utama terdongkrak 1,16% dan papan pengembangan naik 0,48%.


Sebaliknya, indeks saham papan akselerasi anjlok 1,41%. Research Analyst Stocknow.id Emil Fajrizki menyoroti saham-saham dengan skala kecil-menengah yang menghuni papan akselerasi memiliki kecenderungan yang berkebalikan dengan performa IHSG. Meski secara indeks naik paling tinggi, tapi tidak berarti semua saham di papan akselerasi kompak melonjak.

Apalagi, penguatan harga saham tidak otomatis diikuti sentimen fundamental yang signifikan. "Ketika IHSG merah maka ada kecenderungan saham papan akselerasi naik, namun kalau IHSG hijau bisa sebaliknya. Jadi kenaikan saham-saham di papan akselerasi ini bisa jadi disebabkan oleh minat pelaku pasar untuk berspekulasi," kata Emil kepada Kontan.co.id, Senin (1/7).

Baca Juga: BEI Bakal Luncurkan Short Selling, Bagaimana Efeknya ke Pasar Saham?

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto punya pandangan serupa soal performa papan akselerasi yang mendaki paling tinggi di semester I-2024. Ketika IHSG bergerak melemah, saham di papan ini menjadi pilihan alternatif sebagian pelaku pasar yang mencari keuntungan jangka pendek.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menyoroti, banyak saham di papan akselerasi yang mengalami fluktuasi kencang secara harga maupun volume transaksi. Perubahan yang volatile tersebut bahkan sering kali terlepas dari fundamental dan prospek emitennya.

Dus, Arjun menyarankan agar pelaku pasar tetap selektif dan waspada supaya tidak terjebak pada saham gorengan. "Jadi papan akselerasi mengalami kinerja segitu tinggi juga akibat saham-saham anomali yang melonjak," ujar Arjun.

Ketika ada beberapa saham yang naik signifikan secara year to date, maka hal itu akan membawa pengaruh besar terhadap kinerja indeks papan akselerasi. Apalagi secara komposisi, papan akselerasi memang paling mini.

Merujuk data statistik Bursa Efek Indonesia, indeks saham papan akselerasi hanya dibentuk oleh 42 saham. Sedangkan saham papan utama dihuni oleh 246 saham dan papan pengembangan sebanyak 405 saham.

Baca Juga: IHSG Melonjak ke 7.139 Hari Ini (1/7), BBCA, BMRI, AMMN Paling Banyak Net Buy Asing

Momentum Papan Utama dan Pengembangan

Di sisi yang lain, Arjun mengamati performa negatif yang menimpa indeks saham papan utama dan papan pengembangan di semester I-2024 tak lepas dari tekanan yang melanda pasar saham secara umum. Sentimen itu menyeret turun saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big caps).

Emil melanjutkan, laju saham di papan utama dan papan pengembangan akan bergantung dari kinerja pasar saham, yang tercermin dari IHSG. "Jika IHSG berhasil rebound dan kembali bertahan di level 7.000 ke atas, maka ada peluang untuk kedua papan tersebut menguat," terang Emil.

William turut melihat penguatan saham di papan utama dan papan pengembangan akan menjadi sinyal sekaligus proksi bagi tren naik IHSG. Meski begitu, saham-saham di papan akselerasi tidak berarti akan terjun dengan cepat. 

Bahkan, peluang untuk lanjut menguat bagi papan akselerasi masih terbuka, meski dalam tingkatan yang sudah lebih terbatas. "Kalaupun ada rotasi bukan lantas langsung melemah, jadi proyeksinya masih bisa menguat terbatas," terang William.

Baca Juga: IHSG Menguat 1,08% pada Hari Ini, Intip Proyeksi Esok Hari (2/7)

Menimbang posisi IHSG saat ini, William lebih menyarankan untuk trading buy pada saham-saham di papan utama seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Sementara Emil menyarankan strategi swing trade pada saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang masuk ke dalam golongan papan pengembangan. Rekomendasinya, buy PANI di harga Rp 4.870 dengan target profit taking di Rp 5.100.

Sedangkan di papan akselerasi, Emil menyarankan strategi trading secara selektif. Pelaku pasar bisa mempertimbangkan saham PT Manggung Polahraya Tbk (MANG) dengan target harga Rp 170 dan PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) dengan target harga di Rp 175 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati