BANGLI. Di sebuah warung di Banjar Kerta Bhuana Desa Batur Kecamatan Kintamani Bangli, Bali, terlihat beberapa warga berkumpul, Rabu (3/9) petang. Sayup-sayup terdengar obrolan mereka menyebut nama Jero Wacik. Suasana menjelang malam, udara dingin pun mulai terasa, sementara halimun sudah menutupi desa tersebut. Namun, obrolan justru terasa semakin panas. Semua bermula dari seorang pria yang mengatakan bahwa salah satu warganya saat ini menjadi tersangka kasus tindak pidana korupsi terkait dengan pengadaan proyek di Kementerian ESDM.
Tribun Bali pun bergabung dengan warga. Obrolan soal Jero Wacik ini lalu berlanjut. Warga di warung itu saling mengiyakan, bahwa kasus Jero ini adalah buah dari ketidakperduliannya terhadap masyarakat sekitar. "Amongken liange, amonto sebete," ujar mereka mengutip salah satu pepatah. Terjemahan bebas dari pepatah tersebut adalah, "Sebesar apa kesenanganmu, sebesar itu kesedihanmu." Wajah mereka pun sontak masam ketika diminta bercerita soal cara Jero bersosialisasi dengan warga di masyarakat adatnya. "Kata orang sih kami punya menteri, punya pejabat negara. Bahkan posisinya di bawah presiden lagi satu strip. Tapi silakan tanya sama warga yang lain bagaimana menteri kami itu bersosialisai," ujar salah satu warga yang menolak namanya disebutkan.