JAKARTA. Tak seperti biasanya, Rabu lalu (12/3) lalu, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau sering disapa Jokowi tak tampak di Balai Kota. Rupanya, Jokowi berziarah ke makam Bung Karno, presiden pertama Indonesia bersama dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Entah apa maksud dari ziarah itu, yang jelas keesokan harinya Kamis (13/3), Megawati mengumpulkan petinggi partai di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Tak hanya petinggi PDI-P yang tampak hadir, ada juga pengusaha yang ikut nimbrung. Beberapa petinggi yang dimintai keterangan membantah, bawah pertemuan itu akan membahas Jokowi sebagai capres 2014. Namun yang jelas, Jokowi ikut hadir dan ikut duduk sejajar dengan para petinggi partai berlogo banteng itu.
Dalam hitungan belasan jam setelah rapat atau keesokan harinya, tepatnya Jumat (14/3), Joko Widodo secara tiba-tiba mendeklarasikan dirinya menjadi calon presiden 2014. Jokowi menyampaikan keinginannya berkompetisi menuju Istana Negara saat berada di Rumah Si Pitung di kawasan Marunda, Jakarta. Saat itu, Jokowi bilang telah menerima mandat Megawati Soekarnoputri, selaku Ketua Umum PDIP. "Saya telah mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi capres dari PDI Perjuangan," kata Jokowi yang dikutip
Kompas.com (14/3). Hanya dalam hitungan menit, pernyataan Jokowi itu berseliweran di media online. Sahut-sahutan informasi tentang Jokowi jadi capres 2014 itu kemudian menjalar ke lini masa alias media sosial. Tak butuh waktu lama, kabar itu akhirnya sampai di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI). Sontak, IHSG yang kala itu ada di zona merah atau di posisi 4.717 langsung melaju ke zona hijau. Bak busur panah yang ditembakkan ke atas, IHSG menanjak dan mendarat di zona hijau dengan penguatan fantastis 152,48 poin atau naik 3,23% menjadi 4.878,64. Ini merupakan level tertinggi tahun ini. Penguatan IHSG sebesar itu bisa dibilang langka, apalagi waktu penguatannya terjadi hanya dalam hitungan puluhan menit saja. Tiga saham LQ 45 yang melaju kencang di akhir sesi II itu adalah; saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 10,46%, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melaju 9,61% dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 9,21%. Tak hanya bursa yang menggeliat setelah Jokowi menyatakan kesiapannya menjadi capres dari PDIP. Nilai tukar rupiah di pasar spot juga sumringah. Pada hari Jumat (14/3), rupiah menjadi mata uang paling perkasa di Asia dengan penguatan 0,26% menjadi Rp 11.356 pada pukul 15.59 WIB. Ada proyeksi IHSG tembus 5.000 Respons dari pelaku pasar atas pencalonan Jokowi menjadi capres tampak dari akhir sesi perdagangan Jumat (14/3). Adanya pergerakan positif bursa menandakan sikap positif pasar menyikapi keputusan Jokowi menjadi capres. "Pasar menyambut gembira mendengar kabar Jokowi menjadi calon presiden. Mereka optimistis dengan pasar ke depan, sehingga melambungkan IHSG," kata Setiawan Effendi, analis Phintraco Securities kepada KONTAN di Jakarta, (14/3). Menurut Setiawan, banyak pelaku pasar di bursa menyukai kepemimpinan Jokowi yang hampir dua tahun memimpin Ibukota Jakarta. Apalagi, tambah Setiawan, Jokowi diproyeksikan membawa kebijakan pasar yang ramah atau
market friendly. Setiawan memproyeksikan, Jokowi Effect tersebut tidak bertahan lama. Adanya euforia itu hanya bertahan selama dua sampai tiga hari mendatang. Itu Artinya, IHSG menurut Setiawan masih berpeluang beberapa hari ke depan. Di awal pekan depan, Senin (17/3), Setiawan memperkirakan IHSG ada di posisi
bullish di level support 4.810 dan resistance 4.900. Sedangkan, dalam sepekan seminggu ke depan, IHSG diproyeksikan mampu mencapai titik resistance 5.135 dan support 4.810. Pencalonan Jokowi menjadi capres 2014 dari PDI-P tersebut direspons positif investor. Sembilan sektor menguat, ketika kabar Jokowi mencalonkan diri menjadi orang nomor wahid di negeri ini. Sektor manufaktur mencatat kenaikan tertinggi dengan kenaikan 7,38%, disusul sektor keuangan naik 6,50%, industri lainnya naik 5,76%, basic industry naik 4,20%, konstruksi naik 2,54%, infrastruktur naik 2,50%, produk konsumen naik 1,35%, perkebunan naik 0,70% dan perdagangan naik 0,52%. Sektor yang turun hanyalah pertambangan yang turun 0,93%. Jokowi mau ke Istana, rupiah perkasa Tak hanya membawa harapan di bursa saham. Jokowi Effect membawa angin segar pada nilai tukar mata uang Garuda. "Kabar yang mengejutkan itu membuat optimisme pasar," kata Mika Martumpal, Research and Strategy Head Treasury PT Bank CIMB Niaga kepada KONTAN (14/3).
Sedendang seirama dengan Mika, Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures juga menilai serupa. Menurutnya, penguatan rupiah akhir pekan terjadi karena deklarasi Jokowi sebagai calon presiden dari PDI-P. Sebagaimana diketahui, sebelum deklarasi, rupiah bertengger di posisi Rp 11.411 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, setelah Jokowi mengumumkan dirinya menjadi capres, rupiah kemudian melesat naik ke area Rp 11.350 per dolar. dan tutup di level 4.878. "Jokowi memang mendapatkan dukungan pasar keuangan sehingga pencapresannya disambut positif oleh pelaku pasar," kata Ariston. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Asnil Amri