JAKARTA. Menjelang berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), banyak emiten yang merencanakan pembiayaan di tahun depan. Salah satu opsi yang dipilih adalah menggunakan skema right issue dengan menerbitkan saham baru kepada publik. Lucky Bayu Purnomo, Analis LBP Enteprise mengatakan bahwa sebagai perusahaan terbuka, emiten yang melantai di bursa dapat melakukan right issue untuk mendapatkan pembiayaan di tahun depan. Apalagi menjelang MEA, harusnya volume penerbitan saham baru bisa lebih banyak terserap. "Menurut saya emiten bisa melakukan right issue untuk tahun depan. Kan indeks itu ada potensi menguat. Cukup bijak untuk mengeluarkan right issue itu esensinya, apalagi kalau emiten yang menerbitkan itu merupakan emiten yang kinerjanya baik," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (27/12). Menurutnya, selama konsep dari right issue tersebut baik, maka tidak akan sulit untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham. Apalagi potensi pasar pada tahun depan cukup baik dan cost dari right issue jauh lebih murah dibandingkan yang lain. Kendati right issue juga menyebabkan pemegang saham lama akan menjadi terdilusi. Namun, dengan kondisi pasar yang baik dan prospek bisnis ke depan tentu hal ini tidak akan berdampak terhadap efek kepemilikan. "Tujuan emiten go public itu kan supaya sahamnya dikuasai oleh publik. Tahun depan kan ada MEA juga, emiten bisa menambah volume sahamnya yang ditawarkan ke publik, ini kan kesempatan," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Saat MEA, emiten disarankan untuk right issue
JAKARTA. Menjelang berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), banyak emiten yang merencanakan pembiayaan di tahun depan. Salah satu opsi yang dipilih adalah menggunakan skema right issue dengan menerbitkan saham baru kepada publik. Lucky Bayu Purnomo, Analis LBP Enteprise mengatakan bahwa sebagai perusahaan terbuka, emiten yang melantai di bursa dapat melakukan right issue untuk mendapatkan pembiayaan di tahun depan. Apalagi menjelang MEA, harusnya volume penerbitan saham baru bisa lebih banyak terserap. "Menurut saya emiten bisa melakukan right issue untuk tahun depan. Kan indeks itu ada potensi menguat. Cukup bijak untuk mengeluarkan right issue itu esensinya, apalagi kalau emiten yang menerbitkan itu merupakan emiten yang kinerjanya baik," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (27/12). Menurutnya, selama konsep dari right issue tersebut baik, maka tidak akan sulit untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham. Apalagi potensi pasar pada tahun depan cukup baik dan cost dari right issue jauh lebih murah dibandingkan yang lain. Kendati right issue juga menyebabkan pemegang saham lama akan menjadi terdilusi. Namun, dengan kondisi pasar yang baik dan prospek bisnis ke depan tentu hal ini tidak akan berdampak terhadap efek kepemilikan. "Tujuan emiten go public itu kan supaya sahamnya dikuasai oleh publik. Tahun depan kan ada MEA juga, emiten bisa menambah volume sahamnya yang ditawarkan ke publik, ini kan kesempatan," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News