KONTAN.CO.ID - SAO DOMINGOS DO MORTE. Di tengah kesibukan kawasan elit Oscar Freire di Sao Paulo, Brasil, secangkir espresso yang tampak biasa saja justru menyimpan cerita besar tentang perubahan lanskap industri kopi global. Espresso itu terasa creamy, beraroma kakao, namun tanpa keasaman khas arabika. Ternyata, seluruh racikan minuman tersebut berasal dari 100% biji robusta jenis kopi yang dulu dipandang sebelah mata, bakal menjelajah lidah para pecinta kopi dunia. SELAMA puluhan tahun, robusta dianggap sebagai pemain kelas dua, yakni sekadar bahan pelengkap bagi kopi instan. Tetapi hari ini, di tangan para peracik kopi dan petani Brasil, robusta sedang bangkit dan menuntut pengakuan baru. Marco Kerkmeester, salah satu pendiri jaringan cafe Santo Grao memperkenalkan varian ini dengan nama yang menggoda 0% Arabica. Perubahan itu tidak datang tiba-tiba. Di balik secangkir kopi tersebut ada cerita tentang ancaman iklim, adaptasi petani, dan pergeseran selera pasar global. Arabika primadona kopi dunia mulai terganggu keberlanjutannya. Suhu yang kian panas dan musim kering yang memanjang memaksa banyak lahan penghasil arabika terbaik kehilangan kesuburannya.
Saat Robusta Brasil Bersiap Naik Kelas
KONTAN.CO.ID - SAO DOMINGOS DO MORTE. Di tengah kesibukan kawasan elit Oscar Freire di Sao Paulo, Brasil, secangkir espresso yang tampak biasa saja justru menyimpan cerita besar tentang perubahan lanskap industri kopi global. Espresso itu terasa creamy, beraroma kakao, namun tanpa keasaman khas arabika. Ternyata, seluruh racikan minuman tersebut berasal dari 100% biji robusta jenis kopi yang dulu dipandang sebelah mata, bakal menjelajah lidah para pecinta kopi dunia. SELAMA puluhan tahun, robusta dianggap sebagai pemain kelas dua, yakni sekadar bahan pelengkap bagi kopi instan. Tetapi hari ini, di tangan para peracik kopi dan petani Brasil, robusta sedang bangkit dan menuntut pengakuan baru. Marco Kerkmeester, salah satu pendiri jaringan cafe Santo Grao memperkenalkan varian ini dengan nama yang menggoda 0% Arabica. Perubahan itu tidak datang tiba-tiba. Di balik secangkir kopi tersebut ada cerita tentang ancaman iklim, adaptasi petani, dan pergeseran selera pasar global. Arabika primadona kopi dunia mulai terganggu keberlanjutannya. Suhu yang kian panas dan musim kering yang memanjang memaksa banyak lahan penghasil arabika terbaik kehilangan kesuburannya.