Saat Rupiah Melemah, Transaksi Valas Perbankan Semakin Meningkat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah adanya tren rupiah yang kian melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), transaksi valuta asing (valas) di industri perbankan mengalami peningkatan. Meski, melemahnya tren rupiah disebut bukan satu-satunya penyebab.

Seperti diketahui, rupiah masih mengalami pelemahan sepanjang pekan lalu sekitar 0,45% Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 15.027 per dolar AS pada perdagangan Jumat (21/7).

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengakui bahwa nilai tukar menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi transaksi valas saat ini. Ia bilang transaksi valas BCA tercatat bertumbuh positif, sayang tak berkenan menyebut angkanya.


Hanya saja, ia menilai pertumbuhan tersebut juga dipengaruhi oleh fundamental perekonomian domestik maupun global. Di mana, ia melihat pemulihan ekonomi domestik saat ini yang menyebabkan transaksi valas meningkat.

“Karena transaksi valas yang paling banyak dilakukan di BCA adalah transaksi yang berhubungan dengan ekspor-impor dan remmitances,” ujar Hera.

Lebih lanjut, ia bilang BCA akan senantiasa mengamati kondisi dan perkembangan pasar. Serta, tetap memenuhi kebutuhan transaksi valas sesuai dengan kebutuhan nasabah dalam berbagai jenis mata uang.

Baca Juga: Pertumbuhan Transaksi Remitansi Bank Mandiri Terus Menunjukkan Tren Positif

Sependapat, Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengungkapkan transaksi yang berhubungan dengan ekspor impor dan remittances menjadi transaksi paling banyak dilakukan nasabah terkait valas.

“Transaksi valuta asing ikut tumbuh positif seiring dengan pemulihan ekonomi nasional saat ini,” ujar Rudi.

Sampai akhir Juni 2023, Ia bilang Bank Mandiri membukukan pertumbuhan volume transaksi valas dengan nasabah sebesar 16,0% secara tahunan (yoy). Pencapaian volume transaksi tersebut berkontribusi terhadap peningkatan fee-based income tahunan sebesar 14,5%.

Sementara itu, Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan bahwa pelemahan rupiah sejatinya tidak berdampak terhadap peningkatan volume transaksi valas.

Menurut Aestika, faktor yang mempengaruhi transaksi valas saat ini dominan dilihat pada sisi capital inflow dari pasar finansial. Di mana, volume transaksi valas di BRI hingga Juni 2023 tumbuh lebih dari 25% yoy.

“Untuk fee based income yang terkait forex (PL spotder) mengalami penurunan lebih dari 50% secara YoY hal tersebut dikarenakan swap point yang semakin kecil,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari