JAKARTA. Kenaikan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berdampak pada harga jual mobil bekas bermesin besar atau mobil dengan mesin berukuran 2.000 cc ke atas. Belakangan, harga jual mobil mesin besar ini turun hingga 18% jika dibandingkan dengan sebelum kenaikan harga BBM. Herjanto Kosasih, Senior Manager Marketing Bursa Mobil Bekas Mangga Dua, Jakarta bilang, kenaikan BBM membuat konsumen enggan membeli mobil bekas bermesin besar. Alasan konsumen adalah mobil bermesin besar boros pemakaian bahan bakar dan tidak cocok dijadikan mobil operasional. "Kondisi inilah yang membuat harga mobil bermesin besar turun," kata Herjanto kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Penurunan harga sejalan dengan permintaannya yang cenderung stagnan. Soal penurunan harga ini, Herjanto memberikan contoh, harga mobil Kijang Innova tahun 2005. Sebelum ada kenaikan harga BBM, mobil ini dijual rata-rata Rp 160 juta. Namun belakangan harga jual Kijang Innova ini turun menjadi Rp 130 juta saja.
Saat tepat beli mobil bekas bermesin besar
JAKARTA. Kenaikan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berdampak pada harga jual mobil bekas bermesin besar atau mobil dengan mesin berukuran 2.000 cc ke atas. Belakangan, harga jual mobil mesin besar ini turun hingga 18% jika dibandingkan dengan sebelum kenaikan harga BBM. Herjanto Kosasih, Senior Manager Marketing Bursa Mobil Bekas Mangga Dua, Jakarta bilang, kenaikan BBM membuat konsumen enggan membeli mobil bekas bermesin besar. Alasan konsumen adalah mobil bermesin besar boros pemakaian bahan bakar dan tidak cocok dijadikan mobil operasional. "Kondisi inilah yang membuat harga mobil bermesin besar turun," kata Herjanto kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Penurunan harga sejalan dengan permintaannya yang cenderung stagnan. Soal penurunan harga ini, Herjanto memberikan contoh, harga mobil Kijang Innova tahun 2005. Sebelum ada kenaikan harga BBM, mobil ini dijual rata-rata Rp 160 juta. Namun belakangan harga jual Kijang Innova ini turun menjadi Rp 130 juta saja.