JAKARTA. Musim pembagian dividen belum berlalu. Sejumlah emiten baru saja mengumumkan rencana pembagian dividen kepada para pemegang saham. Grup Ciputra, misalnya, berniat menebar dividen tahun buku 2013 senilai total Rp 532 miliar. Besaran dividen tersebut berasal dari tiga anggota Grup Ciputra: PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) serta PT Ciputra Property Tbk (CTRP). Setiap emiten Grup Ciputra menyisihkan porsi dividen masing-masing setara 30% dari total laba bersih 2013. Perinciannya, CTRA bakal membagikan dividen tunai sebesar Rp 288 miliar atau Rp 19 per saham. Harga CTRA ditutup di level Rp 1.090 per saham, sehingga mencatatkan imbal hasil dividen atau
dividend yield berkisar 1,74%.
Adapun CTRS menjanjikan dividen sebesar Rp 119 miliar atau Rp 60 per saham. Dengan asumsi harga saham CTRS kemarin di posisi Rp 2.455 per saham, alhasil mencatatkan
dividend yield sebesar 2,44%. Sedangkan CTRP memberikan jatah dividen sebesar Rp 125 miliar atau Rp 21 per saham. Dengan harga penutupan CTRP kemarin di level Rp 735 per saham, maka
dividend yield CTRP berkisar 2,86%. Selain Grup Ciputra, emiten yang siap mengucurkan dividen adalah PT Bisi International Tbk (BISI). Produsen bibit jagung ini menyiapkan dividen senilai Rp 36 miliar atau Rp 12 per saham. Dividen tersebut setara 28,34% dari laba bersih 2013 senilai Rp 127,02 miliar. BISI menawarkan
dividend yield sebesar 2,14%. Sementara PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) membagikan dividen tunai dalam nilai kurs dollar Amerika Serikat. Produsen minyak dan gas bumi ini mengalokasikan dividen sebesar US$ 5,03 juta atau US$ 0,00151 per saham. Nilai ini setara dengan 40% dari total laba bersih 2013 sebesar US$ 12,58 juta. PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII) juga berniat membagikan dividen senilai Rp 37,22 miliar atau Rp 27,78 per saham. Jumlah itu setara 18% dari laba bersih 2013. ECII menawarkan
dividend yield sebesar 1,41%. Secara historikal, transaksi saham emiten pembagi dividen cenderung meningkat, terutama menjelang pembagian dividen. Dari sini, investor bisa memanfaatkan musim pembagian dividen sebagai ajang mencari untung. Analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya, berpendapat para investor boleh saja masuk ke saham pembagi dividen di saat pasar modal sedang tumbuh. Akan tetapi, investor yang tertarik mengincar saham pembagi dividen perlu mempertimbangkan likuiditas saham tersebut. "Jika saham menarik dan likuiditasnya tinggi, masih bisa menjadikan dividen sebagai pertimbangan," ujar dia.
Likuiditas saham penting sebagai strategi meraup laba. Jika likuiditas seret, peluang investor meraup untung dari transaksi jual beli saham akan menipis. Umumnya, harga saham akan naik sekitar dua minggu menjelang jadwal pembagian dividen saham. Setelah dividen dibagikan, harga saham berpotensi terkoreksi. "Jika investor tak berniat mengincar dividen, sebaiknya melakukan profit taking dua minggu atau sebulan sebelum jadwal pembagian dividen," William menyarankan. Sebaliknya jika investor mengincar dividen, sebaiknya merealisasikan gain pada dua minggu atau sebulan setelah pembagian dividen. Yang pasti, kinerja fundamental suatu perusahaan perlu dicermati di saat memilih saham pembagi dividen. Misalnya, sektor properti. Meskipun kondisi industri properti masih berat karena terkendala suku bunga bank dan KPR, laba bersih emiten di kuartal pertama umumnya positif, sehingga masih menarik dari sisi dividen. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro