Saatnya sukuk danai pembangunan infrastruktur



Jakarta. Pembangunan infrastruktur bakal menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun demkian, pembangunan infrastruktur Indonesia saat ini terkendala pembiayaan.

Presiden Islamic Development Bank (IDB) Ahmad Mohamed Ali mengatakan saat ini, pembangunan infrastuktur Indonesia masih mengandalkan pembiayaan yang berasal dari penerimaan pajak. Menurutnya, penerimaan pajak saja belum cukup untuk mendukung anggaran belanja pemerintah.

Oleh karena itu lanjut Ahmad, keuangan syariah bisa mendorong sumber negara dan menjadi konstruksi keuangan. Salah satunya yaitu melalui penerbitan sukuk atau obligasi berbasis syariah.

"Indonesia merupakan negara unik karena menjadi pionir untuk pembiayaan syariah melalui penerbitan sukuk ritel," kata Ahmad dalam rangkaian acara 41st Annual Islamic Finance Conference, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (17/5).

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah Indonesia telah menyediakan berbagai instrumen sukuk untuk menjaring investor. Beberapa diantaranya, yaitu sukuk ijara, musharakah, dan sukuk mudaraba. Kemudian sukuk murabaha, salam, wakala, hybird, dan sukuk hijau.

Sejak 2008 hingga 10 Mei 2016, pemerintah telah menerbitkan sukuk sebesar Rp 503 triliun atau sekitar US$ 38 miliar dengan nilai outstanding Rp 380 triliun atau US$ 29 miliar. Namun, porsi tersebut baru mencapai 15% dari total penerbitan surat berharga pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto