Perajin di sentra kerajinan limbah kaca di Ubud, Bali membeli kaca bekas dari pengepul kaca. Biasanya, Ketut membeli kaca dari pengepul seharga Rp 12.000 per kilogram (kg). "Saya biasa, beli lima hari sekali sebanyak satu ton untuk produksi satu minggu," ujar Ketut Sudyana, pemilik usaha Duta Bali Glass. Dengan dibantu 10 karyawan, Ketut memproduksi beraneka macam kerajinan dari bahan limbah kaca. Setelah memperoleh bahan baku, Ketut terlebih dahulu harus mencuci kaca bekas tersebut sampai bersih. Setelah itu, proses pembakaran kaca pun dimulai. Dalam proses pembakaran dibutuhkan bara api yang sangat panas. Setidaknya suhu yang dibutuhkan mencapai 2.000 derajat celcius. Bahkan, mesin pembakaran milik Ketut harus terus menyala selama 24 jam. "Supaya terus panas," imbuh Ketut.
Sabar dan telaten, modal perajin kaca (2)
Perajin di sentra kerajinan limbah kaca di Ubud, Bali membeli kaca bekas dari pengepul kaca. Biasanya, Ketut membeli kaca dari pengepul seharga Rp 12.000 per kilogram (kg). "Saya biasa, beli lima hari sekali sebanyak satu ton untuk produksi satu minggu," ujar Ketut Sudyana, pemilik usaha Duta Bali Glass. Dengan dibantu 10 karyawan, Ketut memproduksi beraneka macam kerajinan dari bahan limbah kaca. Setelah memperoleh bahan baku, Ketut terlebih dahulu harus mencuci kaca bekas tersebut sampai bersih. Setelah itu, proses pembakaran kaca pun dimulai. Dalam proses pembakaran dibutuhkan bara api yang sangat panas. Setidaknya suhu yang dibutuhkan mencapai 2.000 derajat celcius. Bahkan, mesin pembakaran milik Ketut harus terus menyala selama 24 jam. "Supaya terus panas," imbuh Ketut.