Sadiq Khan Cetak Sejarah, Hattrick Terpilih Menjadi Wali Kota Muslim London



KONTAN.CO.ID - LONDON. Nama Sadiq Khan semakin diperhitungkan di kancah politik Inggris setelah berhasil kembali terpilih sebagai Wali Kota London untuk periode ketiga.

Politisi Partai Buruh itu menang mudah atas lawannya Susan Hall dari Partai Konservatif, 43,8 persen berbanding 32,7 persen.

Margin kemenanganannya meningkat hampir 4 persen.


Kemenangan bersejarah ini menjadikan Khan sebagai wali kota pertama yang berhasil menang tiga periode sebagai orang nomor satu di ibukota Inggris.

Khan sebelumnya terpilih pertama kali pada tahun 2016 dan kembali terpilih pada tahun 2021.

Baca Juga: Vladimir Putin: Tidak Ada Dialog Dengan Barat, Tanpa Ada Kesetaraan

Dia berhasil menyapu 9 dari 14 konstituensi di London termasuk dua yang sebelumnya mendukung Partai Konservatif pada pemilihan wali kota sebelumnya.

"Ini adalah kehormatan seumur hidup bagi saya untuk melayani kota yang saya cintai,” ucap Khan dalam pidato kemenangannya.

"Saya benar-benar terharu," tambahnya

Khan menuturkan bagaimana dia menghadapi banyak kampanye hitam namun berhasil menjawabnya dengan fakta-fakta.

London, lanjut Khan, merupakan kota yang menganggap keberagaman sebagai kekuatan dan menolak populisme sayap kanan.

Patrick Diamond, profesor kebijakan publik di Queen Mary University of London, menjelaskan kemenangan Khan tak hanya menegaskan statusnya sebagai politisi Muslim Inggris terkemuka di tengah hantaman kampanye berbau Islamofobia terhadapnya, namun juga mempertegas status kota London yang beragam dan kosmopolitan.

Baca Juga: AS dan Sejumlah Negara Uni Eropa Tak Kirim Utusan ke Pelantikan Putin

Khan adalah wali kota Muslim pertama London.

Hall sempat menarasikan pada masa kampanye bahwa warga Yahudi di London takut terhadap Khan yang dinilai bersikap memecah belah.

Sosok Khan selama 8 tahun menjabat tidak lepas dari pro dan kontra.

Pendukungnya memuji keberhasilannya memperluas pembangunan perumahan, makan siang sekolah gratis untuk anak-anak, menurunkan tingkat polusi, dan mengendalikan biaya transportasi

Namun pengkritiknya mempertanyakan kinerjanya di tengah melonjaknya angka kriminal dan mencerca bagaimana dia membiarkan unjuk rasa pro-Palestina menjadi kegiatan rutin setiap akhir pekan.

Editor: Handoyo .