SAEA pailit, Unilever putuskan produksi sendiri teh Sariwangi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dikabarkan telah memutuskan kerjasama dengan PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA). Sebelumnya PT SAEA menjadi rekan usaha Unilever dalam memproduksi teh celup dengan brand Sariwangi, dimana Unilever Indonesia bertindak sebagai distributor teh celup tersebut.

Sancoyo Antarikso, Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk menegaskan saat ini perusahaan memproduksi brand teh celup itu sendiri, serta sebagian dibantu dengan pihak ketiga yang ia sebut, third party manufacturer. Sayangnya ia tidak merinci siapa rekan yang digandeng untuk memproduksi Sariwangi itu.

UNVR berkomitmen untuk tetap menyediakan brand teh celup tersebut, dimana perusahaan mengklaim teh tersebut sebagai market leader di segmennya. "Sariwangi masih tetap menjadi pemimpin pasar teh celup di Indonesia," ujar Sancoyo kepada Kontan.co.id, Kamis (18/10).


Mengenai berapa kemampuan volume produksi Unilever untuk teh celup itu, Santiko tidak dapat memberikan detilnya. 

Sebelumnya dalam pemberitaan Kontan.co.id, tercatat bahwa mantan rekan UNVR yakni PT SAEA saja mampu memproduksi kurang lebih 40.000 ton-50.000 ton teh celup setiap tahunnya.

Mengenai kompetisi di tengah banyaknya produk teh celup dan teh olahan lainnya, Unilever tak merasa khawatir dan tetap maju dengan kemampuan bisnisnya yang adaptif. "Sebab kami akan terus berinovasi," sebut Sancoyo.

Adapun jauh-jauh hari, UNVR sempat melakukan pembaruan untuk segmen teh celup dengan merilis brand produk Sarimurni. Menurut laporan keuangan tahun 2017, kategori teh ini berhasil memberikan pertumbuhan yang positif serta peningkatan marjin yang signifikan karena harga komoditas yang lebih rendah dan karena adanya inisiatif penghematan.

UNVR menilai Sarimurni menunjukkan kinerja yang sangat kuat, cukup sukses meningkatkan pangsa pasar dan memposisikan diri sebagai pemimpin pasar pada segmen teh vanila. Unilever mengklaim Sarimurni tumbuh di atas pertumbuhan rata-rata segmennya di tahun 2017 lalu.

Menilik laporan keuangan perseroan sampai semester-I 2018, sektor makanan dan minuman (mamin) menyumbang 33% dari total pendapatan UNVR, yakni Rp 7,117 triliun. Capaian penjualan mamin naik mini kurang dari 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp 7,110 triliun.

Sementara penyumbang terbesar berasal dari segmen home and personal care sebanyak Rp 14,06 triliun di semester-I 2018. Jumlah tersebut turun mini dibandingkan capaian di semester-I 2017 yang senilai Rp 14,15 triliun.

Secara total penjualan bersih UNVR tercatat turun sekitar 0,3% menjadi Rp 21,18 triliun dari sebelumnya Rp 21,26 triliun. Sedangkan laba bersih yang diperoleh pada paruh pertama tahun ini sebesar Rp 3,69 triliun, turun sekitar 0,5% dibandingkan tahun lalu yang mencatatkan nilai Rp 3,71 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi