JAKARTA. Akhirnya PT Pertamina EP Cepu (PEPC) yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) dan ExxonMobil Indonesia berhasil mencapai kata sepakat dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terkait harga gas dari Jambaran Tiung Biru (JTB). Sebelumnya Pertamina menginginkan harga gas JTB US$ 7 per mmbtu ditambah biaya toll fee mejadi kira-kira US$ 8,5 per mmbtu. Namun menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, dari hasil pertemuan tiga perusahaan tersebut, harga gas JTB hingga ke plant gate PLN disepakati hanya sebesar US$ 7,6 per mmbtu flat. "Sudah diselesaikan kemarin dengan PLN, ExxonMobil, dan Pertamina. Sudah selesai semua, PLN akan beli gas US$ 7,6 per mmbtu flat," jelas Jonan pada Selasa (8/1) di Kantor Kementerian ESDM Jakarta. Selain menyepakati soal harga gas, Jonan juga menyebut Pertamina akan mengakusisi participating interest (PI) ExxonMobil di JTB. Biarpun begitu, Exxonmobil masih bisa berperan di proyek JTB. "Mereka ada realokasi aset, ada kepentingan yang lebih diprioritaskan di tempat lain. Jadi jangan dilihat dari kacamata Indonesia semata. Komersial saja, memang investasi Exxon di blok Jambaran itu diakuisisi Pertamina, tapi prosesnya Exxon berpartisipasi," tutur Jonan. Seperti diketahui, proyek JTB saat ini telah masuk dalam tahap early sipil work sejalan dengan penunjukan kontraktor EPC (engineering, procurement, and construction) yaitu Rekind dan PT Japan Gas Corporation (JGC).
Sah, harga gas JTB dibanderol US$ 7,6 per mmbtu
JAKARTA. Akhirnya PT Pertamina EP Cepu (PEPC) yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) dan ExxonMobil Indonesia berhasil mencapai kata sepakat dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terkait harga gas dari Jambaran Tiung Biru (JTB). Sebelumnya Pertamina menginginkan harga gas JTB US$ 7 per mmbtu ditambah biaya toll fee mejadi kira-kira US$ 8,5 per mmbtu. Namun menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, dari hasil pertemuan tiga perusahaan tersebut, harga gas JTB hingga ke plant gate PLN disepakati hanya sebesar US$ 7,6 per mmbtu flat. "Sudah diselesaikan kemarin dengan PLN, ExxonMobil, dan Pertamina. Sudah selesai semua, PLN akan beli gas US$ 7,6 per mmbtu flat," jelas Jonan pada Selasa (8/1) di Kantor Kementerian ESDM Jakarta. Selain menyepakati soal harga gas, Jonan juga menyebut Pertamina akan mengakusisi participating interest (PI) ExxonMobil di JTB. Biarpun begitu, Exxonmobil masih bisa berperan di proyek JTB. "Mereka ada realokasi aset, ada kepentingan yang lebih diprioritaskan di tempat lain. Jadi jangan dilihat dari kacamata Indonesia semata. Komersial saja, memang investasi Exxon di blok Jambaran itu diakuisisi Pertamina, tapi prosesnya Exxon berpartisipasi," tutur Jonan. Seperti diketahui, proyek JTB saat ini telah masuk dalam tahap early sipil work sejalan dengan penunjukan kontraktor EPC (engineering, procurement, and construction) yaitu Rekind dan PT Japan Gas Corporation (JGC).