AKR Corporindo dapat izin sementara untuk berjualan Avtur



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina (Persero) sepertinya tidak akan lagi memonopoli penjualan avtur di Indonesia. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) siap untuk masuk di bisnis avtur tahun ini.

Apalagi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengeluarkan izin untuk AKR menjual avtur. Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Muhammad Rizwi Jilanisaf Hisjam, menyebut pemerintah telah memberikan izin sementara kepada AKR untuk menjual avtur di Indonesia.

"Baru satu BU (badan usaha) dan masih tahap izin usaha sementara atas nama PT Dirgantara Petroindo Raya, kerja sama BP-AKR, rencana usahanya di bandara di Morowalu, Sulteng,"jelas Rizwi ke Konta.co.id, pada Kamis (28/3).


Namun Rizwi tidak menyebut masa berlaku izin sementara untuk perusahan berkode saham AKRA ini. Rizwi hanya bilang penjualan avtur oleh BP-AKR belum dimulai hingga saat ini. "Masih dalam tahap mempersiapkan atau membangun fasilitas niaganya. Belum Beroperasi,"imbuh Rizwi.

Dalam berita Kontan.co.id sebelumnya disebutkan AKR-BP siap untuk memulai bisnis avtur pada semester II 2019. AKR memilih untuk berbisnis avtur pada tahun ini karena adanya peluang bisnis yang cukup menggiurkan terutama dengan adanya perkembangan bisnis transportasi terutama pesawat terbang.

Selain itu, perkembangan bisnis travel juga membuka peluang untuk menjajal bisnis penyaluran avtur. "Perkembangan transportasi dan travel itu tumbuhnya double digit, pertumbuhan penumpang pesawat terbang juga double digit. Selain itu, Pemerintah juga terus mengembangkan sektor pariwisata. Kami lihat ada peluang dan marketnya tumbuh besar,"jelas Ricardo ke Kontan.co.id pada Rabu (13/2).

AKR-BP pun akan mengincar pasar di Indonesia Timur karena peluang bisnis avtur di Indonesia Timur masih cukup besar. Selain itu, AKR-BP telah memiliki infrastruktur seperti tangki penyimpanan dan kapal untuk transportasi di wilayah Indonesia Timur.

Masuknya AKR ke bisnis avtur merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan pendapatan terutama dari bisnis perdagangan dan distribusi BBM. Apalagi pada tahun ini AKR menargetkan pendapatan bisa bertumbuh sebesar 15% dari relisasi pendapatan tahun 2018 sebesar Rp 23,55 triliun.

Pada tahun lalu, kinerja keuangan AKR memang cukup baik. AKR membukukan kenaikan pendapatan sebesar 28,76% dan laba naik sebesar 33,33% menjadi Rp 1,64 triliun.

Mayoritas pendapatan AKRA sepanjang 2018 berasal dari perdagangan dan distribusi BBM yang mencapai Rp 17,14 triliun dan penjualan kimia dasar sekitar Rp 5 triliun. Sisanya berasal dari pendapatan penyewaan tangki penyimpanan sebesar Rp 279,48 miliar, logistik sebesar Rp 594,66 miliar, dan pendapatan dari pabrikan sebesar Rp 507,47 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini