KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pemegang saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyetujui aksi korporasi berupa pelaksanaan pemecahan saham beredar atau stock split dengan rasio 1:2. Keputusan tersebut, diambil oleh pemegang saham dalam gelaran Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2023 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Dengan keputusan tersebut, nilai nominal per Saham Seri A Dwiwarna dan Seri B berubah dari sebesar Rp 7.500 menjadi Rp 3.750 dengan ketentuan, 1 saham Seri A Dwiwarna tetap dipertahankan sebagai saham Seri A Dwiwarna milik Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp 3.750.
Selain itu, 1 saham Seri A Dwiwarna menjadi 1 saham Seri B milik Negara Republik Indonesia; dengan nominal sebesar Rp 3.750 per saham. Sedangkan nilai nominal per Saham Seri C dari Rp 375 menjadi Rp 187,5. Baca Juga: POJK Tata Kelola Bank Keluar, OJK Bisa Berwenang Membatasi Dividen Bank Sehubungan dengan pemecahan saham perseroan, maka RUPS-LB juga menyetujui perubahan Pasal 4 ayat (1) dan (2) Anggaran Dasar terkait dengan nilai nominal per saham. Selanjutnya, RUPSLB menyetujui untuk memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan, dengan hak substitusi, untuk melakukan segala dan setiap tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan pemecahan saham perseroan. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, aksi korporasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan minat investor ritel untuk berinvestasi pada saham perseroan berkode BBNI, sekaligus memberikan dorongan positif pada perkembangan pasar modal di Tanah Air. "Dengan rasio tersebut, basis investor dapat lebih diperluas seiring dengan harga saham perseroan yang lebih terjangkau terutama bagi investor perorangan atau ritel. Langkah ini diharapkan berdampak positif pada aktivitas perdagangan di Bursa Efek, sehingga mendorong likuiditas saham perseroan," kata Royke dalam konferensi pers RUPSLB Tahun 2023 BNI, Selasa (19/9). Selain itu, Royke menjelaskan latar belakang dari adanya stock split ini bahwa, perseroan juga ingin terus berpartisipasi mendorong agar pasar modal tanah air lebih atraktif, lebih likuid. Jadi melalui aksi korporasi ini, perseroan dapat memberikan kesempatan lebih luas lagi kepada investor ritel untuk dapat berinvestasi di saham BBNI. "BBNI juga memandang, bahwa Price to Book Value (PBV) kami masih di kisaran 1,2 kali sehingga kami yakin ini akan atraktif dibandingkan dengan perbankan lain yang PBV nya sudah di atas 2 kali, dan juga PBV BNI saat ini masih dibawah rata-rata 10 tahun terakhir yang mencapai 1,4 kali sehingga dapat dikatakan saham BNI under value," tambahnya. Baca Juga: OJK Terbitkan Peraturan Perkuat Tata Kelola Bank Umum, Berikut Poin Pentingnya