Saham ADRO Melompat 12% di Tengah Rencana Jual AAI Rp 37,7 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melompat dalam rentang harga Rp 3.800-Rp 4.050. Harga saham ADRO melejit 12,22% ke level Rp 3.950 per saham hingga pukul 10:58 WIB pada perdagangan Kamis (12/9).

Lompatan harga saham ADRO terdongkrak oleh aksi korporasi yang sedang dirancang oleh emiten milik taipan Garibaldi "Boy" Thohir ini. ADRO mengumumkan rencana transaksi penjualan sebanyak-banyaknya seluruh saham PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), yakni sebanyak 99,9999%.

Rencana transaksi dilakukan melalui mekanisme penawaran umum atas saham AAI sesuai peraturan perundangan-undangan pasar modal yang berlaku, termasuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 76/2017. Mekanisme transaksi dilakukan dengan  Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) berdasarkan POJK 76/2017.


Pihak pembeli adalah para pemegang saham ADRO yang terdaftar pada Tanggal Pencatatan dan memilih untuk membeli saham AAI dari ADRO. "ADRO akan menawarkan saham yang ditawarkan kepada seluruh pemegang saham ADRO yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham ADRO pada tanggal tertentu yang akan diumumkan pada Prospektus PUPS," ungkap keterbukaan informasi, Rabu (11/9).

Saham yang ditawarkan adalah sebanyak-banyaknya saham ADRO pada AAI. Harga penawaran mengacu pada volume weighted average price atau harga rata-rata tertimbang) yang terbentuk setelah penutupan perdagangan di hari pencatatan saham AAI di bursa, dengan tetap memperhatikan kewajaran transaksi sebagaimana diatur dalam POJK 35/2020.

Penyelesaian transaksi akan dilakukan melalui crossing di Bursa Efek Indonesia, sehingga penjual akan dipungut pajak penghasilan yang bersifat final sebesar 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi. Sedangkan sisa saham ditawarkan yang tidak terjual akan tetap dimiliki oleh ADRO.

Adapun, kepemilikan 99,9999% saham AII oleh ADRO mewakili sebanyak-banyaknya 21.900.632 saham yang tercatat pada tanggal 30 Juni 2024, atau sebanyak-banyaknya 7.008.202.240 saham pada tanggal 3 September 2024.

Estimasi harga serendah-rendahnya sebesar US$ 2,45 miliar dan setinggi-tingginya US$ 2,63 miliar. Berdasarkan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP), nilai pasar objek penilaian pada tanggal 30 Juni 2024 adalah US$ 2,45 miliar.

Hanya sebagai gambaran saja, jumlah tersebut setara dengan Rp 37,76 triliun, jika dikonversi memakai kurs saat ini sebesar Rp 15.410 per dolar Amerika Serikat. Nilai US$ 2,45 miliar tersebut setara dengan 31,8% dari total ekuitas ADRO.

Dalam aksi korporasi ini, ADRO akan meminta persetujuan pada  Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan berlangsung pada Jumat, 18 Oktober 2024. 

Dalam keterangan lainnya, ADRO mempertimbangkan untuk membagikan dividen tunai kepada seluruh pemegang sahamnya yang tercatat pada tanggal pencatatan. Jatuh pada 8 hari kerja setelah RUPS yang menyetujui pembagian dividen tunai tersebut.

Para pemegang saham ADRO atas pilihannya, dapat menggunakan dividen tunai tersebut untuk membantu mendanai partisipasi para pemegang saham dalam Rencana Transaksi ini. Dengan tunduk pada diperolehnya persetujuan pemegang saham ADRO dalam RUPS yang akan diadakan di kemudian hari.

Pemisahan Pilar Bisnis

Sebagai informasi, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) sebelumnya bernama PT Alam Tri Abadi. ADRO melalui AAI memiliki saham-saham pada beberapa perusahaan pertambangan batubara termal, yaitu PT Adaro Indonesia, PT Paramitha Cipta Sarana, PT Semesta Centramas, PT Laskar Semesta Alam, dan PT Mustika Indah Permai, yang memproduksi batubara termal berkalori menengah dengan kadar polutan rendah.

AAI juga memiliki saham-saham pada dua perusahaan pertambangan batubara termal yang saat ini sedang dikembangkan, yaitu PT Pari Coal dan PT Ratah Coal. Selain itu, AAI memiliki bisnis jasa logistik yang meliputi angkutan tongkang dan pemuatan kapal batubara, pengerukan dan pemeliharaan alur sungai, bongkar muat, operasi pelabuhan di darat dan laut, dan pemeliharaan dan perbaikan tongkang.

AAI juga memiliki bisnis-bisnis pendukung melalui perusahaan anaknya yang bergerak di bisnis pertanahan, air, investasi, dan ketenagalistrikan. Operasi pendukung ini penting untuk menjamin kelancaran operasi dalam bisnis pertambangan, serta kelangsungan bisnis di jangka panjang.

"ADRO berencana untuk terus secara strategis melakukan ekspansi dan diversifikasi pada pilar non pertambangan batubara. Hal ini akan menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan perlindungan yang lebih baik bagi ADRO di seluruh fase siklus bisnis serta menjadi kontributor penting terhadap penciptaan nilai jangka panjang," terang manajemen ADRO.

Adaro juga berkomitmen untuk memiliki sekitar 50% total pendapatan dari bisnis non-batu bara termal pada tahun 2030. Target ini akan dicapai dengan mengembangkan bisnis di bidang-bidang yang mendukung ekosistem hijau.

Untuk mendukung komitmen tersebut, ADRO berencana memisahkan bisnis pilar pertambangan dan juga beberapa bisnis pendukung di bawah AAI dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green. Langkah ini dipandang efektif untuk memaksimalkan kinerja AAI dan pilar-pilar bisnis non batubara termal tersebut karena memungkinkan setiap perusahaan berfokus pada pengembangan keunggulan inti masing-masing.

Rencana transaksi ini diharapkan akan membantu AAI dan pilar bisnis non batubara termal untuk meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja. Pemisahan ini juga akan membantu bisnis hijau ADRO untuk mendapatkan akses terhadap sumber pembiayaan yang lebih banyak.

Termasuk biaya pendanaan yang lebih kompetitif, memberikan akses yang lebih baik pada proyek-proyek ramah lingkungan dengan partner bisnis potensial peringkat atas, serta memberikan opsi investasi yang lebih banyak pada investor publik untuk berinvestasi sesuai dengan minat dan pandangannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati