Saham AKRA Dibeli Lagi oleh Pengendali, Simak Prospek Kinerjanya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) kembali dibeli oleh sang pengendali, PT Arthakencana Rayatama.

Melansir keterbukaan informasi, PT Arthakencana Rayatama membeli 7,39 juta saham AKRA yang setara dengan 0,037% dari total saham AKRA. Transaksi ini terjadi tanggal 17 dan 22 Mei 2024. PT Arthakencana Rayatama membeli saham AKRA dengan harga Rp 1.594 per saham.

Melansir RTI, harga saham AKRA saat ini berada di level Rp 1.625 per saham. Sebelum transaksi, PT Arthakencana Rayatama punya sebanyak 12,28 miliar saham AKRA, atau setara dengan 61,20% dari total saham AKR.


“Setelah transaksi, PT Arthakencana Rayatama jadi memiliki 12,29 miliar saham AKRA, atau setara dengan 61,23% dari total saham AKRA,” ujar Sekretaris Perusahaan AKRA Fiana M Awalina dalam keterbukaan informasi.

Baca Juga: Saham BREN dan Sejumlah Big Cap Anjlok, Mampukah IHSG Bertahan di Level 7.000?

Ini adalah aksi pembelian ke sekian kalinya dalam sebulan terakhir. Pada 29-30 April 2024, 2, 3, 6, dan 7 Mei 2024 PT Arthakencana Rayatama membeli 16,49 juta saham AKRA. Harga pembelian rata-rata adalah Rp 1.653,4 per saham.

Pada tanggal 8, 13, 14, 15, dan 16 Mei 2024, PT Arthakencana Rayatama membeli 24,73 juta saham AKRA. Harga pembelian rata-ratanya adalah Rp 1.619,7 per saham.

Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada melihat, aksi ini masih wajar. Artinya, hal ini memberikan kesan ke pasar bahwa pengendali AKRA masih percaya dengan kinerja AKRA.

“Ini memberikan kesan ke market bahwa si pengendali masih percaya bahwa kinerja AKRA akan lebih baik ke depannya. Transaksi ini dilakukan untuk menambah kepemilikan,” kata Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (30/5).

Baca Juga: IHSG Rontok 1,56% Terseret Penurunan Saham BREN & Big Caps, Cek Rekomendasi Berikut

Kinerja AKRA di kuartal I 2024 tercatat turun. Pendapatan AKRA di kuartal I 2024 sebesar Rp 9,81 triliun, berkurang 10,49% secara tahunan atau year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 10,96 triliun.

AKRA pun membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 595 miliar. Angka ini lebih rendah dari capaian kuartal I-2023 senilai Rp 607 miliar.

“Penurunan ini seiring berkurangnya penjualan BBM dan jasa logistiknya,” ungkapnya.

Kinerja AKRA kemungkinan masih akan berat di sepanjang tahun 2024 akibat penurunan harga jual rata-rata minyak bumi yang berdampak negatif ke penjualan. Tetapi masih ada harapan dari sisi penjualan lahan industri yang bisa ditingkatkan untuk menutupi penurunan pada penjualan BBM. 

“AKRA juga bisa menerapkan strategi dengan meningkatkan volume penjualan BBM agar pendapatan bertambah,” tuturnya.

Reza merekomendasikan beli untuk AKRA dengan target harga Rp 1.850 per saham.

Baca Juga: Jelang Akhir Mei, IHSG Rawan Melanjutkan Pelemahan pada Kamis (30/5)

Research Analyst Phintraco Sekuritas Aditya Prayoga melihat, meskipun terjadi penurunan pendapatan, biaya operasional yang juga menurun sebesar 9,81% YoY menjadi Rp 8,91 triliun.

“Penyebab penurunan ini adalah faktor eksternal seperti rendahnya average selling price (ASP) minyak bumi, serta gangguan pasokan yang dialami produsen akibat cuaca,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Kamis (30/5).

Namun, AKRA tetap mempertahankan kebijakan pembagian dividen yang konsisten. Dividend payout ratio untuk tahun buku 2023 dipertahankan di atas 50%.

Asal tahu saja, AKRA membagikan dividen final dari tahun buku 2023 sebesar Rp 986,85 miliar atau setara Rp 50 per saham.

Secara keseluruhan, AKRA membagikan Rp 2,46 triliun. Ini setara dengan 88,73% dari laba bersih tahun buku 2023 yang berhasil diraih oleh emiten distributor BBM. Nilai itu termasuk dengan jumlah dividen interim pertama yang telah dibagikan sebesar Rp 986,85 miliar atau Rp 50 per saham. 

Baca Juga: Performa Emiten LQ45 Masih Lesu, Cermati Rekomendasi Analis

Di sisi lain, terjadi penurunan harga komoditas minyak beberapa minggu terakhir yang dipicu oleh kondisi cadangan minyak di Amerika Serikat (AS) yang meningkat, serta kekhawatiran tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah yang kian memanas. 

Hal ini menjadi perhatian utama akan proyeksi stabilitas harga minyak di tahun ini. Ke depannya, harga minyak bumi kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh keputusan OPEC+ dalam mengatur produksi minyak global serta tekanan geopolitik, terutama kepada negara negara penghasil minyak. 

“Selain itu, terdapat pelemahan yang berkelanjutan dalam nilai tukar rupiah yang kemungkinan akan berdampak pada cost perusahaan dan akan menyusutkan margin AKRA,” tuturnya.

Aditya merekomendasikan buy on weakness AKRA dengan entry level Rp 1.565-Rp 1.585 per saham dan target harga Rp 1.695 per saham. Investor bisa stop loss jika harga berada di bawah Rp 1.500 per saham.

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto melihat, pergerakan saham AKRA berada pada fase downtrend, namun terjadi rebound pada support Rp 1.580 per saham. Ada potensi penguatan terbatas ke level resistance Rp 1.700 per saham.

William pun merekomendasi buy on weakness untuk AKRA  dengan target harga Rp 1.700 per saham-Rp 1.835 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati