Saham Alibaba terjungkal, kapitalisasi market anjlok US$ 30 miliar



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Saham Alibaba Group Holding Ltd mencatatkan penurunan terbesar dalam 18 bulan terakhir. Berdasarkan data Bloomberg, saham Alibaba turun 5,9% di perdagangan New York, yang merupakan penurunan paling tajam sejak Juni 2016.

Kondisi itu menyebabkan valuasi market Alibaba tergerus sekitar US$ 30 miliar. Penurunan saham terjadi setelah investasi pada aset batu bata dan mortir dan media digital memangkas margin keuntungan pada kuartal yang berakhir Desember.

E-commerce raksasa asal China ini melaporkan pendapatan yang melampaui perkiraan analis dan menaikkan prediksi pertumbuhannya untuk 12 bulan yang berakhir pada Maret menjadi 55% sampai 56%. Namun, marjin operasi menyusut menjadi 31% pada kuartal terakhir dari posisi 39% pada tahun sebelumnya.


Alibaba juga dikabarkan akan membeli 33% saham Ant Financial, yang sangat membantu memuluskan jalan perusahaan pembayaran raksasa China ini untuk menggelar penawaran umum perdana. Meskipun tidak ada uang tunai yang berpindah tangan, Ant Financial akan mengakhiri pembayaran royalti kepada Alibaba yang bernilai lebih dari US$ 300 juta pada tahun fiskal yang lalu.

Alibaba belum membeli saham di perusahaan pemilik Alipay sejak pendiri Jack Ma secara kontroversial mengubah bisnisnya di 2011. Ant Financial telah memiliki serangkaian kemunduran baru-baru ini, di mana ekspansi AS terhantam oleh jatuhnya kesepakatan untuk MoneyGram International Inc. Di sisi lain, bisnis di China juga tengah menghadapi pengawasan yang lebih ketat dari regulator dan persaingan. Belum lagi meningkatnya persaingan dari Tencent Holdings Ltd.

"Akuisisi saham Ant Financial ini bisa menjadi persiapan untuk IPO mereka yang potensial," kata Steven Zhu, analis Pacific Epoch yang berbasis di Shanghai.

Secara formal dikenal sebagai Zhejiang Ant Small & Micro Financial Services Group Co, Ant Financial mengoperasikan Alipay serta dana pasar uang dan credit scoring. Perusahaan ini berbasis di Hangzhou, China, kampung halaman yang sama dengan Alibaba.

Menurut perusahaan riset Analisa Internasional, meski pernah dominan di China, porsi pembayaran online Alipay di negara tersebut telah merosot menjadi 54% pada akhir September di tengah meningkatnya platform WeChat Tencent.

Chief Financial Officer Maggie Wu mengatakan, investor tidak boleh menyamakan margin yang lebih rendah dengan keuntungan yang lebih rendah, karena keseluruhan bisnis berkembang.

"Kami membuat pangsa pasar yang jauh lebih besar. Sekitar 60% apel dibandingkan dengan 40% semangka, yang mana yang Anda inginkan?" katanya seperti yang dikutip dari Bloomberg.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie